BANJARMASIN, klikkalsel.com– Sejak Banjarmasin menjadi zona merah pandemi Covid-19, Bus Trans Banjarmasin mulai perlahan berhenti beroperasi, penghentian total Bus Trans Banjarmasin tersebut pun mulai dilakukan saat menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selama hampir 2 bulan, bus angkutan milik pemko Banjarmasin tersebut tidak beroperasi, dan kini usai pelaksanaan PSBB di Banjarmasin, Bus Trans Banjarmasin kembali mulai di operasikan.
Kepala Dinas Perhubungan Banjarmasin, Ichwan Noor Chalik, menyampaikan bahwa pengoperasian kembali Bus Trans Banjarmasin tersebut dilakukan setelah PSBB berakhir, dan New Normal di Banjarmasin masih belum memungkinkan.
Kemudian faktor terlalu lama tidak beroperasi juga menjadi alasan Bus Trans Banjarmasin kembali dijalankan.
“Karena cukup lama libur jadi saya pikir tidak efisien juga, dan akhirnya saya putuskan Bus Trans Banjarmasin kembali dioperasikan,” ujarnya, Sabtu (6/6/2020).
Pengoperasian kembali tersebut dikatakannya tidak terlepas dengan penggunaan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
“Jadi di dalam Bus itu, sudah kita beri tanda pembatas agar tidak duduk bersebelahan. Kemudian sebelum dan sesudah operasional, Bus itu langsung kita semprot dengan disinfektan,” ucapnya.
Sementara itu berkaitan dengan waktu operasional, Ia mengatakan bahwa waktu operasional Bus Trans Banjarmasin tidak berubah dari sebelumnya, yakni dari pukul 06.00 wita hingga 19.00 wita yang dibagi menjadi 2 shift.
“Waktu operasional tetap tidak berubah, kita koridornya juga tetap 2 koridor jalur, yaitu koridor pertama Teriminal Kilometer 6 – Pasar Antasari, dan koridor kedua Pasar Antasari-Kayu Tangi,” paparnya.
Selain itu, menurutnya bahwa di Banjarmasin ada sebanyak 13 koridor jalur, dan yang saat ini digunakan hanya 2 koridor, untuk itu ia berharap kepada para supir angkot saat ini agar bisa membentuk koperasi lalu membeli bus untuk mengisi koridor lain yang kosong tersebut.
“11 koridor sisanya itu kami berharap bisa di counter oleh para pemilik angkot yang masih tersisa mereka bentuk koperasi, dan bekerjasama dengan bank, untuk pengadaan bus sendiri,” tuturnya.
Namun apabila hal tersebut masih tidak di tanggapi oleh para pemilik angkot, Ichwan mengungkapkan kemungkinan akan bekerja sama dengan pihak swasta untuk menjalankan koridor-koridor lainnya.
“Kalau dari pemilik angkot tidak mampu boleh mengundang investor yang lain, kalau dengan tarif Rp 5000, tidak menguntungkan bagi mereka, nanti pemerintah akan subsidi. Tapi tidak saat ini, kan saat ini kita lagi ditengah pandemi Covid-19 ini,” jelasnya.
Saat ini Pemko Banjarmasin memiliki sebanyak 6 unit bus yang beroperasi, di 2 koridor tersebut, dan dalam waktu dekat kembali akan kedatangan 6 unit bus baru.
“Sebentar lagi yang 6 bus baru akan datang, saat ini bus seri terbaru itu sudah hampir selesai dan kemungkinan bulan Juni ini akan datang, jadi dengan kedatangan bus ini nanti total unit kita ada 12 unit,” pungkasnya.(fachrul)