Tenggelamnya Bripka Mashuddin Saat Amankan Terduga Pelaku Kejahatan, Bukti Profesi Polisi Miliki Risiko Tinggi

Tenggelamnya Bripka Mashuddin Saat Amankan Terduga Pelaku Kejahatan

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Tugas anggota Polri menjaga keamanan di tengah masyrakat dengan risiko tinggi memang tak bisa dipungkiri.
Hal itu melihat dari berbagai kejadian yang menimpa polisi dalam menjalankan tugasnya. Dari penembakan anggota polisi hingga penyerangan oleh pelaku teroris.

Bahkan yang terakhir, kabar tenggelamnya Bripka Mashudin (38) anggota Polsek Banjarmasin Tengah saat upaya penangkapan terhadap terduga pelaku penganiyaan di tepian Sungai Martapura kawasan Pasar Bawang Sudimampir Kecamatan Banjarmasin Selatan, Jumat (9/4/2021) malam.

Bukan hanya itu, pelaku yang jadi buruannya pun akhirnya juga turut tenggelam saat hendak diamankan.

Wakapolresta Banjarmasin, AKBP Sabana Atmojo, saat dimintai komentarnya membenarkan bahwa polisi merupakan salah satu profesi yang memiliki risiko tinggi.

Baca Juga : https://klikkalsel.com/niat-melakukan-penangkapan-polisi-dan-tersangka-penganiayaan-malah-tenggelam-di-sungai/

Perwira melati dua tersebut menggambarkan, bahwa disemua satuan tugas dan bidang kepolisian memiliki risikonya masing-masing, seperti yang dialami oleh Bripka Mashudin yang bertugas di Buser Reskrim Polsek Banjarmasin Tengah.

Padahal saat menjalankan tugasnya, seorang anggota polisi seperti Bripka Mashudin pasti telah menjalankan SOP dan telah mempertimbangkan segala kemungkinannya. Namun ada hal-hal yang memang diluar dugaan dan diluar kuasa manusia.

“Contohnya dalam operasi seperti itu setiap petugas pasti menjalankan body system, yaitu backup oleh salah satu petugas saat petugas lain sedang melakukan upaya kepolisian. Dan saat Bripka Mashudin tercebur, rekannya juga ikut menceburkan diri untuk menolong, namun apa daya Bripka Mashudin telah lebih dulu tenggelam,” ucapnya, Sabtu (10/4/2021).

Namun ia meyakinkan bahwa kejadian ini tidak akan menyurutkan semangat kepolisian untuk mengungkap kejahatan yang ada di masyarakat. Karena ujarnya, polisi dalam bertugas telah memiliki Tribrata dan Catur Prasetya.

“Itu yang menjadi landasan kami dalam melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Apapun itu kondisinya,” imbuhnya.

Risiko-risiko yang bakal terjadi dalam tugasnya untuk mengabdi kepada negara dan masyarakat, ujarnya sudah disadari penuh oleh semua personil Polri.

“Bahkan itu sudah kami sadari sejak baru mulai mendaftarkan diri menjadi anggota Polri. Bukan hanya kami, keluarga dan kerabat kami pun juga tahu risiko tugas kami. Namun kami yakin dengan persiapan dan disiplin terhadap SOP yang ada, risiko tersebut dapat diminimalisir,” terangnya.

Untuk itu, Wakapolres meminta doa dari keluarga dan masyarakat, agar dalam menjalankan tugas, semua personil Polri dimana pun berada, semoga selalu dalam lindungan Tuhan.(david)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan