Begini Cerita Warga Basirih jadi Korban Kejahatan Sniffing

Rahma (23) warga Basirih yang uang direkeningnya habis setlah menginstal apk yang dikirim kurir Ekspedisi melalu whatsapp

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Belum lama ini beredar kabar dugaan penipuan modus baru melalui sebuah APK (Android Package) yang dikirim melalui pesan WhatsApp mengatasnamakan jasa kurir atau ekspedisi J & T.

Dugaan kejahatan dunia maya yang disebut Sniffing itu, dialami seorang warga Basirih Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan. Dan saldo di rekening dikuras hingga Rp 35 juta.

Warga Basirih Selatan itu, adalah Rahmah berusia 23 tahun dan belakangan ini menjalani usaha lewat jual beli online.

Kepada awak media, Rahma bercerita insiden ini terjadi pada Rabu (30/11/2022) lalu. Yang mana ada pesan WA dan mengaku sebagai kurir ekspedisi.

“Saat itu ada pesan masuk di WhatsApp saya, yang bilang kalau paket saya sudah sampai, ngakunya dari kurir JNT,” ujarnya, Selasa (6/12/2022).

Pesan tersebut, kata Rahma disertai dengan APK yang harus diklik terlebih dahulu untuk mengetahui isinya.

Meskipun sempat merasa heran lantaran merasa barang-barang yang dipesan sudah sampai semua. Ia pun membalas melalui pesan WA, kalau tidak ada memesan barang.

“Saya bilang, saya nggak mesan barang, kalau mengirim barang (ke pembeli) ada,” katanya.

Akan tetapi, kata Rahma, kurir tersebut tetap memaksa Rahmah untuk mengklik APK yang dikirim dan meyakinkan, bahwa itu adalah resi dari ekspedisi. Namun setelah Apk tersebut diklik, Handphone Rahmah mendadak error.

“Seperti ada glitch begitu, pokoknya error, awalnya nggak curiga, karena memang hp saya begitu. Tapi saya sadar itu terjadi setelah mengeklik apk yang dikirim kurir tadi. Nah di sini cerobohnya saya, saya langsung blok nomor kurir tadi tanpa berpikir bahwa itu nanti sangat berguna untuk dijadikan barang bukti kalau dilaporkan ke polisi,” tuturnya.

“Kurang lebih satu jam error, dan tidak bisa mengakses aplikasi M-Banking yang ada di Handphone,” sambungnya.

Pasalnya, Rahmah megaku panik ketika melihat ada notifikasi atau pemberitahian jika M-Banking miliknya sedang digunakan oleh ID lain saat itu.

Baca Juga : Bandar Arisan Bodong Tabalong Akui Putar Uang Untuk Korban Lain

Baca Juga : Scabies Semakin Menyebar, Ibnu Sina Intruksikan Dinkes Lakukan Pemeriksaan dan Pengobatan

Hingga Handphone Rahmah kembali normal, uang yang ada di M-Bankingnya setelah dicek sudah habis.

Sialnya lagi uang Rp 35 juta yang hilang dari rekeningnya tersebut bukanlah miliknya pribadi. Tapi uang milik kenalan sang ayah yang dititipkan ke dia untuk dibelikan barang.

Menurutnya, uang dengan jumlah tersebut bukanlah angka yang sedikit dan pasti memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk mengembalikan lagi.

Sementara ini, ia membagikan ceritanya ini ke sosial medianya agar masyarakat lebih waspada lagi dan tak mengalami hal yang menimpanya.

Kisahnya beberapa waktu belakangan ini ramai dibicarakan bahkan oleh akun-akun berbagi informasi di sosial media.

“Saya menghubungi pihak Bank, mendatangi polisi, kesana-kemari memperjuangkan uang itu, saya sangat berharap bisa kembali, sekecil apapun kemungkinannya,” tuturnya.

Sebelumnya, Kasat reskrim Polresta Banjarmasin, Kompol Thomas Afrian, pada Senin (5/12/2022) sore menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari korban.

“Laporan sudah kami terima, saat ini masih kami dalami,” ujarnya dihubungi.

Mengingat ini adalah kejahatan di dunia maya, Kasat reskrim pun belum bisa memastikan apakah sang pelaku merupakan warga Kalsel atau dari luar daerah.

Kasus dugaan penipuan ini pun masih terbilang modus baru dan masih satu korban yang melaporkan ke Polresta Banjarmasin.

“Kita juga sudah coba koordinasikan dengan Polres-polres di (Pulau) Jawa, untuk menyasar pelakunya,” tambah Kasat reskrim.

Lebih lanjut, kompol Thomas pun mengimbau, kepada masyarakat terkait kejahatan yang bisa terjadi di dunia maya.

Ia berharap, masyarakat yang sering bertransaksi elektronik tidak mudah terpancing dengan link atau tautan yang dikirim oleh seseorang melalui sosial media.

“Cara kejahatan ini kan diduga lewat link atau pdf dan sejenisnya yang dikirim ke hp korban. Ketika korban terpancing mengklik, hpnya otomatis termonitor. Berdasarkan kasus yang dilaporkan ini, memang dugaannya korban sebelumnya melakukan transaksi di Brimo,” pungkasnya. (airlangga)

Editor : Akhmad