BANJARMASIN, klikkalsel.com – Belum lama ini sebuah bangunan rumah toko (ruko) 3 pintu berlantai 3 di Jalan Pramuka Kecamatan Banjarmasin Timur mendadak amblas dan miring. Hal tersebut mendapat perhatian Ir. Akhmad Gazali, ST., MT., IPM salah satu akademisi Program Teknik Sipil yang mengajar mata kuliah Mekanika Tanah dan Desain Pondasi di Universitas Islam kalimantan Arsyad Al Banjari.
Ia mengatakan, kondisi seperti bangunan miring di kota Banjarmasin sudah sering terjadi, sering terlihat di sepanjang Jalan A. Yani banyak ruko yang mengalami kemiringan. Bahkan banyak juga di beberapa perumahan terjadi amblas dan ambruk bangunannya.
“Seperti di sekitar Sungai Andai, Sungai Lulut, Handil Bakti dan yang baru saja terjadi di Jalan Pramuka,” kata Ir. Akhmad Gazali, ST., MT., IPM saat dihubungi klikkalsel.com Selasa (18/5/2021).
Menurutnya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab sejumlah bangunan sering amblas di Kota Banjarmasin, diantaranya kontur tanah di Kota Banjarmasin yang sangat lunak.
“Dalam bidang geoteknik biasa disebut soft clay atau tanah lempung sangat lunak. Tanah dengan jenis ini perlu perlakuan khusus dalam penentuan pondasi bangunan,” ujarnya.
Dijelaskannya, dalam perencanaan bangunan, idealnya ada perhitungan analisis struktur, analisis daya dukung pondasi, dan analisis rancangan anggaran biaya.
Dalam hal ini, khusus untuk analisis daya dukung pondasi, wajib dilakukan adanya penyelidikan tanah, misalnya sondir (CPT), bor mesin (N-SPT).
“Dari itu kita dapat memprediksi kemampuan tanah dalam menahan beban yang dipikulnya,” ucapnya.
“Selanjutnya disesuaikan dengan hasil analisis strukturnya. Sehingga dapat ditentukan jenis pondasi yg sesuai dengan fungsi konstruksi bangunan,” tambahnya.
Masih Ir. Akhmad Gazali, ST., MT., IPM menjelaskan, perlu diketahui juga salah satu pengaruh sifat karakteristik tanah di Banjarmasin adalah kembang susut.
Tanah akan mengalami kembang saat musim penghujan atau tanah tergenang air, namun sebaliknya tanah akan mengalami susut pada saat musim kemarau (tanah kekurangan air).
“Hal ini akan berpengaruh terhadap pondasi, khusus nya pondasi yg menjadi ciri khas kearifan lokal Kal-Sel, yaitu Pondasi Cerucuk Kayu Galam,” jelasnya.
Kekurangan dari pondasi cerucuk kayu galam, pondasi ini hanya mengandalkan gesekan (friction) antara selimut kayu galam dengan tanah. Pondasinya tidak sampai ke tanah keras, dalam artian dia pondasi yang menggantung.
Jika terjadi perubahan muka air tanah, sangat rentan mengalami penurunan. Bahkan jika adanya pengaruh lingkungan seperti adanya getaran.
Disamping itu, pengaruh lingkungan sekitar bangunan. Kondisi tanah Banjarmasin yang labil ini sangat mudah terpengaruh oleh keadaan sekitar.
“Contohnya jika ada pembangunan konstruksi baru di samping bangunan lama, hal ini bisa menyebabkan terjadinya penurunan pondasi akibat adanya getaran saat pembangunan konstruksi baru,” ungkapnya.
Tak hanya itu, selanjutnya dimensi, panjang dan jumlah Kayu Galam dalam satu titik poer juga mempengaruhi kekuatan dari pondasi cerucuk Kayu Galam.
Kebanyakan terjadi penurunan di Kota Banjarmasin disebabkan yaitu tidak adanya penyelidikan tanah dan perhitungan kekuatan atau daya dukung tanah/daya dukung pondasi. Tidak adanya perhitungan analisis struktur sesuai dengan fungsi bangunan, dan dalam pemasangan pondasi cerucuk Kayu Galam, hanya berdasarkan pengalaman, bukan hasil perhitungan. Sehingga tidak diperhitungkan kemampuan pondasi tersebut mampu atau tidak dalam memikul beban bangunan.
“Dalam 1 titik pondasi (poer), bisa saja terjadi kekurangan kemampuan daya dukung pondasi yang dapat dilihat dari segi jumlah kayu galam, panjang kayu galam, dan diameter kayu galam yang dipancang,” tutupnya.
Hal serupa juga disampaikan Adhi Surya Said, ST, MT Alumni Magister Teknik ITB
Kepakaran di Bidang Transportasi dan Perencanaan Ruang yang juga Ketua Penelitian Pengembangan Pengabdian Keilmuan Teknik Kalimantan menilai permasalahan sering kali adanya bangunan yang amblas dipicu dari pondasi.
“Secara logika kalau beban diatas melebihi daya dukung pondasi dibawah bisa ambruk dan identiknya di Banjarmasin adalah tanah rawa dan air sangat berpengaruh kepada tanah rawa atau gambut,” pungkasnya.(airlangga)
Editor: Abadi