Psikolog RSUD dr H Moch Ansari Saleh Jelaskan Kajian Psikis Pelaku Pembunuhan di Belitung

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Belum lama ini sejumlah warga Kota Banjarmasin di gegerkan dengan adanya insiden pembunuhan sadis, dengan cara menggorok leher korban di Gang Keluarga, Kelurahan Belitung Selatan, Kecamatan Banjarmasin Barat, Rabu (2/6/2021) kemarin.

Terkait adanya kejadian tersebut, media klikkalsel.com mencoba meminta penjelasan faktor psikis pemicu terjadinya pembunuhan yang seringkali terjadi kepada Melinda Bahri, S. Psi., Psikolog Klinis RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dan mempertanyakan mengapa hal sekeji itu bisa terjadi dilingkungan masyarakat.

Dimana penyelesaian masalah begitu mudahnya dilakukan dengan cara menghilangkan nyawa seseorang.

Menurutnya, bahwa pelaku pembunuhan secara psikologis dapat dikarenakan kecenderungan gangguan kepribadian seperti antisosial, sadistic, tekanan, frustasi, konflik dan balas dendam yang berujung pada perilaku agresif dengan melukai orang lain sebagai sumber kemarahannya.

“Ini hanya analisa kasus untuk pelaku sementara. Karena untuk analisa mendalam diperlukan pemeriksaan psikologis lengkap,” katanya saat dihubungi media ini, Kamis (3/6/2021).

Baca Juga : Korban Pembunuhan Belitung Sempat Teriak Tolong dan Sakit, Ini Kronologinya

Baca Juga : Ekonomi Sulit, Masyarakat Kais Rejeki Barang Bekas Sisa Banjir Bandang HST

Ia menambahkan, perilaku agresif ini terjadi karena perkembangan psikologis pelaku yang tidak matang, kurang mampu mengendalikan emosi, pola pikir tidak matang, serta kemampuan pemecahan masalah (problem solving) begitu rendah.

Kemudian perilaku agresif ini juga dapat disebabkan faktor psikososial, bagaimana pola asuh orangtua, faktor ekonomi keluarga, pengalaman masa kecil, pernah menjadi korban kekerasan, bullying, dan juga riwayat penyalahgunaan zat.

Sementara itu, untuk menggambarkan dinamika psikologis yang lebih lengkap dari pelaku diperlukan pemeriksaan psikologis oleh psikolog klinis dan penanganan lebih lanjut kepada pelaku oleh psikolog klinis dengan melibatkan social support (keluarga)

“agar pelaku dapat mengontrol emosi dan memahami perilaku yang adaptif kedepannya,” tuturnya.

Meskipun begitu, Melinda Bahri belum berani menyatakan pelaku yang memenggal (mengorok) kepala korbannya tersebut adalah seorang psikopat. Sebab untuk pelaku dalam menegakkan diagnosa psikopat perlu pemeriksaan psikologis lengkap.

“Harus ada riwayat perilaku agresif yang berulang, dilihat pola emosi nya,baru bisa ditegakkan diagnosa psikopat,” ungkapnya.

Baca Juga : Korban Mutilasi Tinggalkan 2 Anak Balita, Suami Tak Kuasa Menahan Air Mata

Maka dari itu, dalam perkembangan psikologis seseorang, peranan pola asuh orangtua, relasi orangtua anak yang harmonis sangatlah penting.

“disebut sekarang adalah “Positive Parenting”, bagaimana peran orangtua dalam mendidik anak secara positif, menjadi role model yang baik bagi anak, serta relasi ayah ibu dan anak yang hangat akan membentuk pola emosi yang matang dan perilaku adaptif pada anak,” jelasnya.

Selain itu, anak juga diajarkan bagaimana cara penyelesain masalah yang baik, agar anak menjadi percaya diri dalam menghadapi setiap permasalahan, terampil dalam penyelesaian masalah.

“Pola asuh yang positif akan mengembangkan konsep diri yg positif juga bagi anak,” pungkasnya. (airlangga)

Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan