Politik Cair Menyejukkan

Kekalahan bukan akhir, karena ia hadir sebagai pelajaran level satu belaka. Kekalahan itu tidak pernah singgah pada kekalahan tapi hanya singgah pada orang yang kalah.

Apa yang terjadi pada Bupati Tabalong Anang Syakhfiani juga terjadi di kabupaten tetangga, Balangan, Abdul Hadi.

Bupati Balangan periode 2021 – 2024 tersebut tidak saja gagal dalam kontestasi pilkada di Balangan tahun 2015, namun juga gagal menjadi calon bupati. Dia hanya sempat masuk dalam bursa bakal calon semata. Dia harus puas hanya menjadi bagian koalisi yang mendukung Ansharuddin dan memenanginya.

Pada tahun 2020 di Balangan kenyataan dan dinamika politik membuat Ansharuddin berhadap – hadapan dengan Abdul Hadi. Mantan Ketua DPRD Balangan tersebut tidak saja mulus diusung oleh koalisi PPP, namun juga mampu meraih kemenangan telak dan menganvaskan sang petahana, Ansharudin.

Baca Juga : Dibekali Pendidikan Politik, AMPG dan KPPG Kalsel Wajib Menangkan Golkar

Apa yang tidak mungkin dalam politik? Hal yang tidak mungkin hanyalah ketidakmungkinan itu sendiri. Pertikaian politik imbas dari perebutan kekuasaan mesti dikalahkan oleh jiwa kenegarawanan politisi itu sendiri, seperti kisah Buya Hamka serta Anwar Ibrahim dan Mahatir Mohammad. Ego dan sentimen pribadi harus dikubur demi dan kepentingan masyarakat banyak.

Teladan yang dicontohkan oleh Buya Hamka. Ketika Soekarno berkuasa Buya Hamka adalah seorang yang tidak bisa dia bungkam mulutnya untuk mengekor suara Soekarno. Buya Hamka ditangkap dan dipenjara dengan tuduhan subversive. Di ujung sakit keras, Soekarno meminta orangnya datang kepada Buya Hamka. Permintaanya, agar ketika meninggal Buya Hamka berkenan menjadi imam kifayahnya.

Soeakarno meninggal dunia. Buya Hamka datang memenuhi permintaannya dan keluarganya. Dia salatkan jenazah Soekarno, seorang yang pernah membuatnya mendekam dalam penjara. Lantas apa kata Buya Hamka?

“Saya berterimakasih kepada Soekarno telah penjarakan saya, jika tidak mana sempat saya menulis tafsir Al Azhar.”

Cairnya politik dalam praktik politik praktis yang kita hadapi adalah kesediaan jalan agar politik selalu dapat menjawab dinamikanya dengan kesejukkan. Politik harusnya mendewasakan bagi pendidikan politik dan kehidupan bangsa.

Politik haruslah berisi dengan kebaikan, dan kebaikan itu mesti meliputi untuk tetap bersama walaupun selalu ada perbedaan. Ketegangan politik mesti dicairkan oleh kedewasaan dan sikap negarawan. Syarat ini harus dipunyai seorang politisi!!* (*)

Editor: Abadi