Bacalon Pilwali Banjarmasin Dinilai Belum Membawa Gagasan Membangun Kota

Akademisi Fisip Uniska Banjarmasin yang juga merupakan Doktor Komunikasi Politik UIPM Malaysia, dan peneliti senior di CIDES institite Jakarta, Muhammad Suriani Shiddiq, M,Si., Ph.D,

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Sejumlah nama sudah saling beradu gagasan untuk menarik perhatian masyarakat jelang Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024. Bahkan sudah ada figur yang menyatakan diri sebagai bakal calon (bacalon) Walikota Banjarmasin.

Sejumlah nama tersebut yakni : Mukhyar, Arifin Noor, Yuni Abdi Nur Sulaiman, M Lutfi Saifuddin, dan Habib Abdurrahman Bahasyim (Habib Banua).

Berbagai macam gagasan sudah mulai diperkenalkan guna menarik perhatian dan minat masyarakat untuk memilihnya sebagai Walikota Banjarmasin nantinya.

Akademisi Fisip Uniska Banjarmasin, yang juga merupakan Doktor Komunikasi Politik UIPM Malaysia, dan peneliti senior di CIDES institite Jakarta, MS Shiddiq, mengatakan bahwa nama-nama tersebut cukup populer baik di tingkat elit maupun publik.

“Setidaknya nama-nama yang itu itu muncul dalam berbagai balutan even atau secara terang-terangan menyatakan keinginannya maju sebagai calon walikota Banjarmasin,” ucapnya, Senin (15/4/2024).

Kendati demikian, dari sejumlah nama tersebut menurutnya masih memiliki kekurangan dalam menarik perhatian dan minat masyarakat.

Baca Juga Hasil Riset LSPP Pilwali Banjarmasin 2024, Mukhyar Mendapatkan Responden Terbanyak

Baca Juga PSU Pilwali Banjarmasin Berjalan Aman dan Lancar, Kapolresta: Partisipasi Masyarakat Meningkat

“Sayangnya, di antara seluruh nama yang muncul ke publik dan menyatakan keinginannya untuk maju sebagai calon Walikota Banjarmasin pasca Ibnu Sina itu belum ada satupun yang muncul dengan membawa gagasan atau ide-ide perubahan untuk perbaikan Kota Banjarmasin ke depan,” bebernya.

Padahal menurutnya, ide dan gagasan yang ditawarkan kepada publik menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan keterpilihan seorang tokoh dalam kontestasi politik seperti Pemilihan Walikota Banjarmasin.

“Kalaupun salah satu nama muncul saya kira masih bersifat parsial, karena lembaga yang melakukan survei masih memiliki kedekatan emosional atau politis dengan nama yang muncul,” bebernya.

“Saya juga ingin mengatakan bahwa untuk terpilih dan dipilih tidak cukup hanya sekedar populer, tetapi seorang tokoh juga setidaknya harus memiliki akseptabilitas dan elektabilitas. Tiga komponen itu, berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya pelajari jika dipenuhi oleh seorang tokoh, ia akan dengan mudah melenggang dan dipilih sebagai Walikota Banjarmasin,” tambahnya.

Ia juga menerangkan bahwa untuk saat ini masih cukup sulit untuk mengukur tingkat elektabilitas masing-masing kandidat. Karena masing-masing tokoh belum memiliki tawaran gagasan apa yang ingin terapkan kalau terpilih.

“Gagasan ini bisa disimpulkan dalam bentuk visi dan misi. Saya kira, ini kelemahan para tokoh yang muncul dan menyatakan siap maju sebagai walikota Banjarmasin,” terangnya.

Lantas apakah masih akan muncul nama tokoh yang menyatakan dirinya siap untuk maju dalam perhelatan Pilwali Banjarmasin ini?

Menjawab hal tersebut, MS Shiddiq mengatajan masih ada kemungkinan ada dua nama lagi yang akan menyatakan dirinya siap untuk maju dalam Pilwali Banjarmasin 2024 ini.

“di luar nama-nama itu saya meyakini akan muncul setidaknya dua nama lagi, satu laki-laki dan satu perempuan. Dan dua orang itu mungkin akan jadi kuda hitam di antara nama-nama yang sudah muncul,” tandasnya.(fachrul)

Editor : Amran