Oleh: Kadarisman Pemerhati Politik Banua
klikkalsel.com – Politik adalah seni kemungkinan, the art of the possible. Kemungkinan –kemungkinan dalam politik mensyaratkan kehadiran fleksibilitas di dalam politik. Politik tidak kaku. Karena konsekuensi kekakuan adalah patah dan the end.
Tetapi karena politik itu cair, maka kecairan itu membuat politik tegang dapat disejukkan. Politik tidak pernah usai. Kehadirannya terus dibutuhkan sebagai sarana implementasi kedaulatan rakyat dalam system kekuasaan untuk menyemaikan kebaikan masyarakatnya.
Kemungkinan – kemungkinan dan kecairan dalam politik selalu terjadi. Kita boleh sedikit berkaca kepada negeri serumpun di Malaysia. Dilantiknya Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia yang ke 10, siapa yang menyangka. Fakta Anwar Ibrahim ditaqdirkan Tuhan menduduki kursi perdana menteri adalah kemungkinan terbesar dalam politik dan demokrasi Malaysia
Sebuah perjalanan tidak mudah sekaligus penantian 24 tahun yang selalu bergelut dengan kekalahan, penjara hingga penghianatan. Banyak pihak dan pengamat memprediksi karir politik Anwar Ibrahim selesai sejak kali pertama berseteru dengan mentornya Mahatir Mohammad.
Baca Juga : Mesin Politik Sudah Panas, PKS Kalsel Siap Hadapi Pemilu 2024
Anwar Ibrahim adalah politisi yang karir politiknya ditamatkan. Semua orang berpendapat karir politiknya tidak akan pernah cemerlang.
Pangkal persoalannya dimulai dari perbedaan pandangannya Anwar Ibrahim dengan Mahatir Mohammad yang memerintah saat itu. Cara-cara penanganan Mahatir atas krisis moneter tahun 1998 ditentang keras Anwar. Pada akhirnya Anwar Ibrahim dituduh melakukan sodomi dan korupsi tahun 1998 dan dipenjara. Dia dibebaskan ketika rezim berganti dan kembali dipenjara tahun 2015 karena potensinya yang bisa menjungkalkan kekuasaan saat itu