Religi  

Berawal Dari Halaqah, Ponpes Darussalam Kini Berusia 110 Tahun Dengan Ribuan Santri dan Jutaan Alumni

Suasana Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Martapura, saat jam belajar santri wati (Istimewa)

MARTAPURA, klikkalsel.com – Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Martapura merupakan salah satu tempat menimba ilmu agama tertua di Kalimantan Selatan yang telah mencetak ribuan ulama besar yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dijelaskan oleh Ketua Yayasan Ponpes Darussalam, Guru Muhammad Husin, jika tempat menimba ilmu ini berdiri sejak 14 Juli 1914, dengan umur satu abad lebih sepuluh tahun.

“Pondok ini sudah satu abad lebih berdiri, dengan aliran Ahli Sunnah Wal Jamaah. Dan untuk secara global di Kalimantan memang Darussalam merupakan yang tertua,” ujarnya saat ditemui klikkalsel.com di kediamannya.

Guru Husin mengatakan, proses berdirinya Ponpes Darussalam tersebut sangat panjang, bahkan saat zaman penjajahan Belanda, pertama kali didirikan oleh beberapa tokoh ulama terkemuka, seperti KH Jamaluddin, KH Muhammad Hasan.

“Kemudian dilanjutkan oleh KH.
Muhammad Kasyful Anwar yang akan kita peringati haulnya nanti, kebetulan beliau adalah salah satu tokoh Mujaddid Darussalam,” ungkapnya.

Pria yang merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banjar ini mengatakan, Darussalam pertama kali didirikan oleh KH. Jamaluddin dan KH. Muhammad Hasan dengan sistem Halaqah (tidak memakai tingkatan, seperti pengajian pada umumnya, red).

Namun ketika Syekh Muhammad Kasyful Anwar datang dari menimba ilmu di tanah suci Makkah, membuat pembaharuan kurikulum berjenjang.

“Untuk tingkatan seperti Awaliyah, Wustho dan Ulya ini ketika KH Kasyful Anwar datang. Dari sejak beliau diadakan sistem memakai kursi, merubah sistem Halaqah, makanya beliau disebut salah satu Mujaddid di Darussalam,” bebernya.

Guru Husin mengatakan pembaharuan tersebut dilakukan oleh KH Kasyful Anwar pada tahun 1914, namun sebelum itu Darussalam sudah ada, didirikan oleh KH. Jamaluddin dan KH. Muhammad Hasan.

Baca Juga PUPRP dan Dinkes Diundang RDP Komisi IV, Imbas Status Kelayakan Bangunan Retak UPT Puskesmas Martapura II

Baca Juga Faktor Penyakit Menular, Seorang CJH Asal Martapura Timur gagal Berangkat ke Tanah Suci

“Dahulu namanya adalah Madrasah Diniyah Darussalam, dan berganti sekarang jadi Pondok Pesantren Darussalam sesuai dengan peraturan Mentri Agama dibawah Yayasan Pondok Pesantren Darussalam,” ucapnya.

Ditanya tentang jumlah santri pada zaman awal berdiri, Guru Husin tidak bisa memastikan, namun ia mengungkapkan jika para santri Darussalam pada masa KH Kasyful Anwar banyak dari luar daerah, seperti kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur bahkan luar Kalimantan.

Ketua Yayasan Darussalam Martapura, KH. Muhammad Husin saat ditemui klikkalsel.com di kediamannya. (Mada)

“Namun dulu kan tidak sistem mondok seperti pada Ponpes satu atap seperti di Jawa, melainkan tinggal diluar Ponpes, dan ketika masuk waktu belajar datang, ini berlangsung hingga saat ini,” bebernya.

Untuk diketahui, Pimpinan Darussalam saat ini sudah memasuki generasi ke-10, diantaranya:
– KH. Jamaluddin (1914-1919)
– KH. Hasan Ahmad (1919-1922)
– KH. Muhammad Kasyful Anwar (1922-1940)
KH. Abdul Qodir Hasan (1940-1959)
– KH. Anang Sya’rani Arif (1959-1969)
– KH. Mumahhad Salim Ma’ruf (1969-1976)
– KH. Badruddin (1976-1992)
– KH. Abdus Syukur (1992-2007)
– KH. Khalilurrahman (2008-2019)
– KH. Hasanuddin (2019-sekarang

Darussalam juga telah berkembang pesat dari masa ke masa dan menjadi pionir pendidikan agama di Kalimantan Selatan, dengan berdirinya SMK Darussalam, Institut Agama Islam Darussalam, serta telah merambah hingga ke Banjarbaru, Ibu Kota Provinsi Kalsel, dan juga Kabupaten Kota lain.

“Di Banjarbaru kita juga ada membangun Ponpes Darussalam di sana, dengan sistem ada asrama layaknya pesantren lain,” ucapnya.

Tidak hanya itu, Darussalam juga meraih berbagai penghargaan, salah satunya dari Nahdlatul Ulama (NU) pada saat perayaan satu abad NU.

“Pada saat peringatan satu abad NU kemarin, kita satu-satunya di Kalimantan yang diundang untuk menerima penghargaan,” ungkapnya. (Mada Al Madani)

Editor: Abadi