Limbah Kayu Peti Kemas Bisa Disulap Jadi Furniture yang Bernilai Ekonomis

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pemamfaatan kayu bekas limbah peti kemas atau yang akrab disebut palet, bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku furnitur atau perabotan rumah tangga.

Palet yang juga disebut kayu jati Balanda ini, memiliki khas yang menarik, karena memiliki motif seratan-seratan pada kayunnya secara terbentuk alami.

Tingginnya minat masyarakat yang memamfaatkan kayu jati Belanda sebagai perabot rumah tangga seperti kursi lemari, rak buku dan tempat lainnya membuka peluang bagi Udin penjual palet di kawasan Jalan Soetoyo S, Banjarmasin Barat.

Kayu Jati Belanda tersebut adalah limbah dari packing alat berat yang tak terpakai lagi, kayu tersebut hasil dari yang dikumpulkan para buruh pelabuhan yang menjual kepadannya.

“Kayu tersebut didapat dari buruh pelabuhan yang mengumpulkan usai membongkar barang kemudian kayunnya kita beli,” turu Udin, Rabu (30/12/2020).

Satu kayu jati belanda terdiri dari beberapa papan yakni 5 sampai 7 keping banyaknnya. Ukurannya, lebar dari 10, 12 cm, dan 20 cm dengan harga dari Rp 40 ribu hingga Rp 70 ribu, tergantung tebal tipisnnya kayu tersebut.

“Semakin tebal kayunya semakin mahal pula harga yang didapat, ya pendapatan lumayan lah,” ucapnnya.

Sementara ditempat yang sama, Samsul Bahri, juga pengusaha furniture asal Banjarbaru saat membeli kayu tersebut mengatakan, kayu limbah peti kemas tersebut yang dia sulap menjadi berbagai perabot eksotis memiliki nilai jual yang sangat manis dan saat ini masih diminati.

“Saya membuat berbagai macam perabot rumah tangga mulai dari kursi, meja, kitchen set dan lain sebagainnya. Palet hargannya murah tapi setelah kita olah menjadi perabot memiliki khas yang menarik seperti guratan atau serat-serat pada kayu tersebut,” pugkasnya.(azka)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan