HSU, Kalsel  

Dampak Covid-19, Pengrajin Ilung Telan Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Galeri Kembang Ilung Desa Banyu Hirang Kec. Amuntai Selatan (foto : doni/klikkalsel)
AMUNTAI, klikkalsel.com – Dampak pandemi virus Corona sangat berpengaruh pada sektor industri kecil menengah di daerah. Tidak terkecuali bagi para pengrajin yang tergabung dalam kelompok usaha Kembang Ilung Desa Banyu Hirang Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Selain mengalami kerugian besar, para pengusaha IKM khususnya para pengrajin ilung (lepironia articulata)dan purun (eleocharis dulcis) ini juga terancam dirumahkan, hal tersebut seperti diungkapkan Supianor, pimpinan sekaligus owner kelompok usaha Kembang Ilung.
“Sudah sekitar sebulan produksi kita hentikan, karena barang tidak bisa kita kirim (ekspor) lagi, melalui Bali,” ujarnya, Minggu (12/4/2020).
Menurut Yanor sapaan akrabnya, sekitar satu bulan pihaknya sudah menghentikan produksi terutama kerajinan anyaman purun, ilung, dan sedotan purun. Hal ini lantaran barang-barang kerajinan yang biasanya diekspor ke luar negeri saat ini dihentikan akibat dampak pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
Tidak hanya menghentikan sementara proses produksi, ditambahkan Yannor pihaknya juga dalam satu bulan terakhir telah merumahkan sejumlah para pengrajin untuk menutupi kerugian ratusan juta.
“Untuk saat ini cuma tinggal enam orang yang kerja di gudang (showroom kembang ilung), sedangkan sekitar tiga puluh lebih pengrajin lainnya kita rumahkan, bila masih berlanjut kemungkinan enam orang ini juga kita rumahkan,” tambahnya.
Mebel berbahan eceng gondok/ilung (foto : doni klikkalsel)
Padahal, menurutnya untuk produksi sedotan purun saja pihaknya sudah dua kali mengekspor ke Belanda yang jumlahnya mencapai Rp200 ribu batang melalui pengusaha yang ada di Bali, sementara saat ini diakuinya akibat dihentikannya ekspor barang-barang yang tadinya dipesan lebih banyak lagi dari sebelumnya terpaksa dihentikan.
“Pihaknya terpaksa merugi ratusan juta rupiah, kalau dalam waktu beberapa bulan kedepan masih begini keadaan, maka berkali lipat kita merugi,” ungkapnya.
Dirinya mengharapkan agar pandemi Covid-19 ini cepat berakhir, dikarenakan disamping sejumlah uang gaji tidak bisa lagi diberikan kepada karyawannya, kebutuhan para pengrajin juga bakal bertambah di apalagi dekat bulan Ramadhan ini.
“Untuk barang banyak tidak bisa dikirim ke Bali maupun keluar negeri seperti tas-tas dari bahan ilung dan purun terpaksa kita jual di lokal saja,” tukasnya.(doni)
Editor : Amran

Tinggalkan Balasan