Temuan Sebaran Virus Flu Burung di Kalsel, Peternak Hewan Unggas di Banjarmasin Khawatir

Johan salah seorang peternak itik di Banjarmasin

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kasus Flu Burung yang ditemukan di Kabu Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dan Kabupaten Tanah Bumbu membuat khawatir peternak hewan unggas khawatir.

Virus yang pada umumnya menyerang ternak unggas tersebut, merupakan virus akut yang patut diwaspadai, karena bisa saja menular kepada manusia meski risikonya terbilang rendah.

Hal ini tentu saja membuat para peternak hewan khususnya unggas di Banjarmasin menjadi khawatir.

Seperti disampaikan salah seorang peternak itik di kawasan Banua Anyar, Banjarmasin Timur, Johan, adanya imbauan yang dikeluarkan pemerintah tersebut membuatnya untuk tidak menjual itik ternaknya keluar.

“Kalau sudah masuk Kalsel seperti ini mending dipakai sendiri untuk keperluan rumah makan saya,” ucapnya.

Meski ia memastikan kebersihan dan kesehatan hewan ternaknya tersebut, Johan juga tetap khawatir jika itik yang ia jual ke orang lain bisa membawa penyakit.

“Kita tidak mau mengambil risiko. Karena awalnya ternak kita ini memang hanya untuk konsumsi pribadi, jadi lebih baik stop dulu beternak sampai penyakit itu hilang,” ungkapnya.

Walaupun hingga sampai saat ini masih belum ditemukan adanya penyebaran virus flu burung di Banjarmasin. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin, Makhmud, tetap mengimbau warga Kota Banjarmasin untuk tetap melakukan antisipasi.

Baca Juga : Jangan Anggap Sepele! Kasus Flu Burung Ditemukan di HSU dan Tanah Bumbu

Baca Juga : Geger, Penemuan Bayi Beserta Kertas Berisi Pesan di Tabalong

Salah satu langkah antisipasi yang dilakukan oleh pihak DKP3 yakni dengan melakukan edukasi serta penyuluhan kepada peternak dan penghobi atau hobbies unggas di Kota Banjarmasin.

“Kami minta peternak dan penghobi unggas untuk menjaga kebersihan kandang. Jangan sampai kotorannya menumpuk. Pasalnya faktor utama yang membuat unggas bisa terkena virus flu burung itu adalah kurangnya kehigienisan kandang,” jelasnya.

Bahkan untuk menghindari adanya sebaran virus flu burung tersebut, Medic Vetereneer DKP3 Kota Banjarmasin, drh Annang Dwijatmiko menjelaskan, unggas yang terinfeksi biasanya memiliki ciri-ciri atau gejala klinis.

Ciri yang dimaksud seperti jengger unggas yang terlihat berwarna kebiruan dan bagian kaki terlihat ada pendarahan akibat pembuluh darah yang pecah.

Lalu bagian wajah unggasnya pun mengalami pembengkakan, mata berair, dan ada lendir di bagian pernapasan seperti hidung dan tenggorokan.

Kemudian yang sangat jelas terlihat adalah unggas-unggas yang dipelihara mengalami kematian mendadak.

Ia meminta warga yang memelihara unggas agar bisa berhati-hati dalam menyentuh dan mearawat unggas miliknya.

Pasalnya flu burung ke manusia ini melewati sentuhan dari unggas yang terinfeksi flu burung.

“Kalau ada ayam yang mati mendadak dengan ciri-ciri tadi, maka lebih baik jangan disentuh langsung pakai tangan, gunakan pelindung dan langsung dimusnahkan,” ujarnya

“Pada intinya jangan sampai menyentuh bagian lendir yang keluar dari unggas yang mati. Karena dari situlah penularannya terjadi,” tandasnya.(fachrul)

Editor : Amran