Jangan Anggap Sepele! Kasus Flu Burung Ditemukan di HSU dan Tanah Bumbu

Penindakan biosecurity dalam pengendalian lalu lintas unggas dan produk asal unggas di tengah momok kasus Flu Burung di Kalsel.(foto: Disbunnak Provinsi Kalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Flu Burung melanda Kalimantan Selatan, setelah kasus ditemukan di dua kabupaten yakni Hulu Sungai Utara (HSU) dan Tanah Bumbu. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) mengimbau semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan penyebaran Penyakit Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) Sub Type H5N1.

Virus akut tersebut pada umumnya menyerang unggas. Namun patut diwaspadai penyakitnya dapat juga menular dari unggas ke manusia meski resiko rendah.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalimantan Selatan (Kalsel) Suparmi menerangkan, saat ini pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Kabupaten/Kota dan Balai Veteriner Banjarbaru, serta Balai Karantina Pertanian kelas 1 Banjarmasin. Guna bergerak cepat dalam pengendalian penyakit HPAI ini.

“Sesuai arahan Bapak Gubernur Sahbirin Noor, Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan tindakan antisipatif untuk mencegah menyebarnya virus HPAI Sub Type H5N1 di Kalimantan Selatan,” ucapnya, Jumat (3/3/2023)

Baca Juga Kalsel Waspada Flu Burung: Pengambilan Sampel Unggas Mulai Dilakukan

Baca Juga Dinkes Kalsel Waspada Virus Marburg Asal Guinewa

Selain itu, langkah pengendalian itu juga untuk meminimalisir kerugian ekonomi di masyarakat. Mengingat, ternak yang terserang H5NI adalah peternakan unggas rakyat.

Suparmi memaparkan, langkah-langkah yang dilakukan pihaknya dalam pengendalian penyakit HPAI. Diantaranya peningkatan biosecurity dan biosafety di lokasi peternakan unggas, lingkungan sekitarnya, serta pasar unggas

“Untuk mencegah semua kemungkinan penularan dengan ternak tertular dan mencegah penyebaran virus,” jelasnya.

Tak hanya itu, kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan melalui komunikasi, informasi dan edukasi. Misalnya menjaga kebersihan tangan, memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak dengan baik.

Kemudian, Disbunnak Kalsel meningkatkan pengendalian lalu lintas unggas dan produk asal unggas. Selanjutnya mengaktifkan petugas Outbreak Investigation untuk melakukan surveilans dan penelusuran.

“Kami juga melakukan pembinaan kepada pemilik/peternak unggas terhadap kewaspadaan dan pelaporan jika ditemukan tanda klinis yang mengarah pada Avian Influenza yang dapat berupa penurunan produksi atau kematian mendadak,” imbuh Suparmi.

Upaya selanjutnya, melaporkan ke iSIKHNAS terhadap informasi tanda klinis yang mengarah pada Avian Influenza yang dapat berupa penurunan produksi atau kematian mendadak pada unggas. Pihaknya juga merespon laporan/informasi dengan cepat dugaan Avian Influenza dan berkoordinasi dengan Balai Veteriner Banjarbaru.

“Dan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan di wilayah masing-masing terkait kewaspadaan dan pencegahan penyebaran kasus HPAI, dugaan kasus Avian Influenza pada manusia dan melakukan penelusuran epidemiologi terpadu dengan instansi terkait termasuk Balai Veteriner Banjarbaru,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi