Pedagang Batu Permata di Pasar Melabar, Saat Ini Menahan Sabar

BANJARMASIN,klikkalsel.com – Kejayaan pedagang batu permata khas Kalimantan di Pasar Malabar sempat berjaya di tahun 2014. Batu-batu permata yang dijual di pasar kawasan di Jalan Simpang Sudimampir II Banjrmasin menjadi primadona bagi pecinta batu permata

Batu permata dan mulia yang dijual di Pasar Malabar bahkan sempat dikunjungi pecinta batu permata dari luar Pulau Kalimantan. Di pasar itu, tidak hanya pedagang batu, pengrajin batu cincin tak sulit dicari.

Kini, kondisi pasar tersebut mulai ditinggalkan,bahkan tak jarang sejumlah toko-toko di kawasan Pasar Malabar tersebut tutup tak sanggup lagi melakukan aktivitasnya.

Salah seorang pedagang Batu Permata, Fauzi mengatakan, dizamannya Pasar Malabar sangat ramai dikunjungi tak hanya pedagang batu permata yang berjualan di Malabar dari pedagang baju, tas, sepatu hingga pedagang emas pun ada.

“Namun pada umumnnya yang banyak di kawasan tersebut pedagang Batu Mulia dan Pengrajin batu,” kata lelaki yang sudah 40 tahun berjualan di Pasar Malabar kepada klikkalsel, Jumat (1/1/2021).

Dikatakannya pula, ia terpaksa bertahan dan leboih sabar lagi berdagang, sebab tak ada lagi pekerjaan lain, seandainnya ada yang lebih baik mungkin terpikirkan olehnnya.

“Dalam seminggu terkadang hanya laku satu atau dua batu saja yang tak bisa menutup biaya satu hari, untungnya anak-anak saya sudah besar dan mandiri hingga membantu perekonomian keluarga,” katannya.

Video : Pengamen Tewas Bersimbah Darah di Malam Tahun Baru

Video : Kebakaran Di Alalak Tengah Diduga Ulah ODGJ, Ketua RT Geram Rumahnya Ikut Hangus

Ditambahkannya, Pasar Malabar adalah salah satu pasar Tradisional yang cukup besar di kota Banjarmasin, sayang jika suatu saat pasar tersebut tutup,”Hendaknnya pihak instansi yang terkait dapat membantu mempromosikan,batu-batu khas Kalimantan tersebut,” ucap Fauzi.

Hal senada juga di ucapkan Ilmi pedagang pasar Malabar, dia khawatir Pasar Malabar justru akan sepi ditinggalkan para pedagang dan pengrajin batu permata, akibat omzet penjualan terus menurun. Sementara, biaya sewa kios dan lainnya harus ditanggung para pedagang.

Iaauzi pun menyadari beberapa toko tutup akibat hal tersebut. ia berharap jangan sampai Pasar Malabar hanya tinggal sebuah nama karena tergerus dengan pasar modern dan keberadaan Mall saat ini.

Diakuinnya, sebelum masa pendemi Pasar Malabar sudah terlihat sepi, ditambah masa pandemi seperti sekarang. “Kami hanya bisa sabar dan berharap cepat berlalu,” sembari menutup tokonya.(azka)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan