Minim Bantuan, Pengungsi Terminal KM 6 ‘Menjerit’ Lapar dan Kedinginan

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Sejak Kamis 14 Januari 2020 lalu atau sudah 5 hari, ratusan pengungsi korban banjir menempati Terminal KM 6 Jalan Pramuka Kota Banjarmasin. Tak sedikit dari mereka ‘menjerit’ karena kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi, hal ini seolah luput dari perhatian pemerintah setempat.

Hingga Senin (18/1/2021) sebanyak 489 jiwa warga Banjarmasin mengungsi di aset pemerintah provinsi tersebut. Tempat ini secara darurat dijadikan wadah menampung korban banjir yang merupakan warga di sekitar Terminal KM 6.

“143 KK (kepala keluarga) semua orang sekitar di terminal,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Selatan, Rusdiansyah.

Ratusan pengungsi itu menempati deretan kios yang memang kosong. Rata-rata setiap kios diisi satu keluarga. Rusdiansyah mengatakan, daya tampung pengungsi telah melebihi kapasitas.

“Jadi begini, kita punya kios 103 itu. Nah sekarang itu sudah penuh semua, terpaksa sekarang ini tidurnya di gang-gang, antara toko,” ungkapnya.

Sementara itu, peribahasa ‘Sudah Jatuh Tertimpa Tangga’ dirasakan para pengungsi. Mereka mengeluhkan kebutuhan dasar mereka tidak terpenuhi seperti makanan dan obat-obatan.

“Hari ini kami dapat makan sekali aja,” ujar salah satu pengungsi, Noor Laila.

“Rumah di belakang terminal, banyu setinggi dada. Kalau tidak percaya, lihat ke sana” tambahnya.

Laila memberanikan diri mewakili pengungsi lain. Dia mengatakan sejak hari pertama menginjakkan kaki di terminal, mengalah dari kepungan banjir, ia bersama pengungsi lain sangat minim mendapatkan bantuan.

Selain makanan, sebutnya, pakaian juga sangat dibutuhkan. Sebab, seluruh barang bawaan basah tak kunjung kering karena cuaca tak mendukung.

“Selimut yang utama, malam di sini dingin,” tandasnya.

Ironisnya, keluhan para pengungsi belum terakomodir pemerintah setempat. Camat Banjarmasin Timur Muzayyin mengakui, dapur umum kecamatan tidak bisa melayani seluruh korban banjir untuk menyajikan makanan.

Dia mengatakan, biasanya perwakilan relawan dapur umum di pemukiman warga terdampak datang ke kecamatan untuk mengambil bahan pokok.

Sementara, untuk melayani pengungsi di Terminal KM 6, sebut Muzayyin, terkendala mobilitas terbatasnya armada. Pasalnya ketinggian air di Jalan Pramuka mencapai paha orang dewasa.

“Terkadang kita bisa menyiapkan makanannya, tapi membagikannya ini terkendala,” tuturnya.

Meski demikian, ia mengupayakan memenuhi kebutuhan pangan pengungsi di wilayahnya tersebut. Berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Banjarmasin agar didirikan dapur umum di Terminal KM 6.

“Insyaallah secepatnya kami sampaikan ke Kadinsos,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: David

Tinggalkan Balasan