BANJARMASIN, klikkalsel.com – Perayaan Idul Fitri 1445 H yang baru saja dilaksaakan oleh umat muslim di seluruh dunia setelah melaksankan ibadah Puasa selama satu bulan lamanya. Dan ternyata ada sebuah tradisi yang tak terlepas pasca peringatan Idul Fitri tersebut.
Uniknya lagi tradisi tersebut tidak ada di negara manapun dan hanya ada di Indonesia, termasuk Kalimantan Selatan (Kalsel). Tradisi itu ialah Halal Bihalal.
Halal Bihalal adalah momentum bagi keluarga besar, instansi, lembaga, komunitas, maupun organisasi dalam satu tempat yang saling memberi dan meminta maaf satu sama lain dengan saling berjabat tangan.
Ustazd H Ahmad Supian Al-Banjari mengungkapkan, makna dari halal bihalal adalah penguraian satu – persatu dari pandangan atau prinsip yang menyatu begitu kuat (benang kusut), sehingga dalam penguraian tersebut tercipta pemahaman, kebersamaan, pengertian hingga menimbulkan saling memaafkan.
“Jadi halal bihalal bisa dimaknai dengan hal maaf-memaafkan. Dan kembali kefitrahnya,” katanya, usai tausiah di halal bihalal DPRD Kalsel, Selasa (16/4/2024)
Baca Juga Halal Bihalal di Awal Masuk Kerja, Jajaran Setwan Kalsel Gelar Penandatanganan Fakta Integritas
Baca Juga Tradisi SDN Lok Buntar Hari Pertama Masuk Sekolah Setelah Ramadan Gelar Bihalal
Ditambahkannya, kemunculan tradisi halal bihalal, lawalnya dari kisruh politik yang terjadi pascakemerdekaan Indonesia di era kepemimpinan Soekarno. Di mana saat itu situasi yang bergejolak .
“Salah seorang tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU).Abdul Wahab Chasbullah mengusulkan untuk mempersatukan sejumlah elit politik dengan mengundang para tokoh tokoh di zaman itu dalam sebuah pertemuan. Dan akhirnya saling bersalaman dan maaf memaafkan, begitu kira kira,” ucapnya.
Dan hingga sekarang tradisi halal bihalal di kalangan masyarakat berkembang dan dikemas beragam acara unik mulai dari membawa kue lebaran hingga makan bersama.
“Hingga sekarang kegiatan tersebut terus kita jumpai di lingkungan sekitar dengan bermaaf-maafan, agar dapat membina tali silaturahmi dengan lebih baik,” pungkasnya. (azka)
Editor : Akhmad