Jelang Lebaran 1445 H, Pasar Ramai dan Pedagang Raup Untung Berlipat

Suasana pasar di Banjarmasin Jelang Lebaran Idul Fitri 1445 H

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Lebaran Idul Fitri 1445 H tinggal hitungan jari, sejumlah pasar di Kota Banjarmasin ramai dikunjungi pembeli yang datang untuk berburu baju dan perlengkapan hari raya.

Hal itu diungkapkan, Maulana (21) karyawan Toko Misran di Pasar Sudimampir Jalan Sudimampir, Kelurahan Kertak Baru Ulu, Kecamatan Banjarmasin Tengah saat ditemui klikkalsel.com Minggu (7/4/2024).

“Ramai ini dan sudah berlangsung dari Jumat (5/4/2024) kemarin,” ujarnya.

Keramaian para pembeli itu sudah tidak asing lagi baginya, karena saat sepekan menjelang lebaran masyarakat di pastikan akan memadati pasar. Bahkan tahun ini menurutnya, jumlah pengunjung lebih banyak jika dibanding tahun tahun lalu.

Menurutnya, masyarakat akan ramai ke pasar hingga besok Senin (8/4/2024), sebelum sebagain toko ada yang tutup.

“Paling sampai besok ramai seperti ini, kalo Selasa kayaknya sudah ada toko yang tutup karena persiapan mau lebaran juga,” Imbuhnya.

Disamping itu, bulan Ramadan juga membawa berkah tersendiri bagi para pedagang di pasar Kota Banjarmasin. Apalagi menjelang Lebaran Idul Fitri 1445 H mereka akan mendapatkan untung berkali kali lipat dibanding hari biasa.

Baca Juga Gelar Apel Siaga Kelistrikan Nasional, Dirut PLN Pimpin Kesiapan Keandalan Listrik Masa Lebaran 2024

Baca Juga H-2 Lebaran, Arus Mudik Antar Kota Diperkirakan Meningkat

Seperti pengakuan Husein (37), pedagang peci atau kopiah di kawasan Pasar Malabar, di Kelurahan Kertak Baru Ilir, Kecamatan Banjarmasin Tengah. Sampai saat ini omset penjualannya meningkat sampai 3 kali lipat lebih.

“Apalagi ini mendekati lebaran. Penjualan bisa meningkat 3 sampai 4 kali lipat,” ujarnya

Husein sendiri menjual berbagai model peci, seperti model Bangladesh, Madinah, Malaysia, Turki, Taliban dan Pakistan.

“Tahun ini model peci Madinah paling diminati,” katanya.

Sebagian peci, kata Husein ada yang diimpor dari Bangladesh dan Malaysia. Tapi, sebagian lagi merupakan peci buatan lokal, khususnya Martapura dan Marabahan.

“Kalo buatan Martapura biasanya model Madinah dan Pakistan. Sedangkan peci atau kopiah berbahan akar jangang itu dibuat di Margasari dan Marabahan, Kalsel,” imbuhnya.

Untuk harga peci dijual Husein bervariasi, tergantung bahannya. Mulai yang paling murah Rp5.000 hingga yang paling mahal adalah peci berbahan jangang yang dibandrol Rp950.000 per buah.

“Kenapa peci jangang ini harganya lebih mahal? Karena itu handmade, dibuat dengan tangan. Proses pembuatan satu peci bisa sampai satu bulan, karena kerumitan anyamannya. Nah, yang membuat mahal itu anyamannya lebih rapat dan halus. Bahannya juga menggunakan akar jangang bagian dalam yang lebih halus. Makanya harganya jadi mahal,” beber Husein.

Sehari-hari Husien berjualan mulai pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Namun, mendekati lebaran nanti akan buka sampai malam.

“Apa lagi malam lebaran kita buka sampai malam,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi