Harga Naik, Pedagang Sayur Hilang Pelanggan

Sejumlah stok sayuran dibeberapa pasar tradisional kota Banjarmasin, mengalami penurunan karena pengiriman dari pulau jawa petaninya mengalami terjendala gagal panen. (azka/klikkalsel)
Sejumlah stok sayuran dibeberapa pasar tradisional kota Banjarmasin, mengalami penurunan karena pengiriman dari pulau jawa petaninya mengalami terjendala gagal panen. (azka/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Mau memasuki bulan puasa Ramadhan, harga sayuran di pasaran Banjarmasin mulai ikut naik, tapi tidak terlalu signifikan.

“Untuk sayuran seperti wartel, tomat, bawang prei, wartel, kol, kentang harganya mulai naik, dan kenaikan tersebut membawa dampak pada sayur lokal termasuk kacang-kacangan, terong hingga timun naik juga,“ ujar Murni pedagang sayur di Pasar Lama, Selasa kepada klikkalsel, Selasa, (8/5/2018).

Menurut Pedagang Pasar Antasari Rahmad, dari informasi sesama pedagang kenaikan harga sayur mayur dikarenakan cuaca yang tak menentu kadang curah hujan masih tinggi.

Sehingga petani sayur di pulau Jawa tersebut banyak mengalami gagal panen, hingga pengiriman ke Banjarmasin berkurang dan terbatas.

Kenaikan harga sayur tersebut dari Rp1.500 hingga Rp2.500, seperti koll, wartel, bawang prei, kentang hingga kubis.

Sedangkan harga cabe rawit lokal di sejumlah pasar tradisional kisaran harga Rp70 ribu sampai Rp80 ribu perkilonya.

“Belum ada tanda-tanda untuk stabil, tidak menutup kemungkinan harga sayur bisa terus naik. Akibatnya pembeli mulai berkurang,” kata Rahmad

Iyem, Pedagang sayur keliling komplek menyayangkan dengan kenaikan harga sayuran tersebut, sebab dirinya akan kehilangan beberapa pelanggan sayur miliknya. “Harga sayur naik sedikit sulit menjualnya,” katanya. (azka)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan