Gelar Diskusi Online, IKASBA Kalsel : Kebhinekaan Modal Membangun NKRI

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Ikatan Keluarga Antar Suku Bangsa (IKASBA) Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar diskusi online dengan mengangkat tema ‘Semangat Kebhinekaan Dalam Membangun Papua’, Kamis (18/6/2020).
Menurut Ketua IKASBA Kalsel, Aliansyah Mahadi, dialog tersebut digelar guna membahas solusi terkait konflik-konflik sosial yang disebabkan oleh ketidakfahaman dan ketidakbijaksanaan dalam menyikapi keberagaman yang ada.
“Salah satunya konflik mahasiswa Papua yang terjadi di Surabaya atau konflik-konflik sosial lain yang seharusnya dapat diatasi dengan bijaksana. Seharusnya kebhinekaan tersebut dapat menjadi modal sosial,” ujarnya.
Sementara itu DR Masrani Noor yang menjadi narasumber dari golongan akademisi menyebutkan konflik-konflik sosial yang terjadi akibat masih lemahnya pemahaman masyarakat terkait keberagaman. Ia mengatakan, Pancasila merupakan landasan ideal dalam menyelesaikan segala permasalahan kebangsaan.
“Pancasila harus dikembalikan tidak hanya sebagai dasar negara, namun juga sebagai falsafah hidup bangsa yang mampu mempersatukan arah perjalanan bangsa. Pancasila juga mampu mengingatkan bahwa keberagamaan dan kerukunan adalah takdir Indonesia,” ujarnya.
Sehingga ujarnya perlu ada edukasi kepada masyarakat mengenai wawasan kebangsaan dan kesadaran nasional, baik melalui kegiatan-kegiatan formal maupun non formal.
Hal tersebut penting dilakukan supaya masyarakat memiliki jiwa nasionalisme, patriotisme dan kesadaran sebagai bangsa yang multikultural. “Sehingga semboyan Bhineka Tunggal Ika bukan sekedar Wacana,” tegasnya.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalsel, Zainal Helmie yang juga didaulat menjadi narasumber dari kalangan media massa mengatakan, pentingnya pemanfaatan tekhnologi dalam mensosialisasikan wawasan kebangsaan kepada masyarakat guna menandingi narasi-narasi negatif yang belakangan marak muncul di media sosial.
Narasi-narasi positif tandingan tersebut ujar Helmie diharapkan dapat menjadi menggerus berita sesat yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ia pun juga mengingatkan pentingnya memunculkan kesadaran masyarakat untuk dapat mengidentifikasi kebenaran sebuah informasi yang diterimanya.
“Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengecek fakta sebuah berita, salah satunya dengan mengkroscek informasi tersebut dengan mencari sumber-sumber berita lain,” ujarnya.
Helmie pun memberikan contoh ciri-ciri yang muncul pada pemberitaan negatif atau hoaks antara lain biasanya berita tersebut memiliki judul provokatif, dikeluarkan oleh sumber yang tidak jelas dan biasanya judul serta isi tidak memiliki kesesuaian fakta.
“Meledaknya arus informasi di era digital dapat mengikis nilai-nilai kebangsaan jika tidak diimbangi dengan sebuah kemampuan untuk memfilternya,” pungkas Helmie.
Ikut dalam diskusi itu Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kalsel, Hasyim, Jhon dari Kerukunan Keluara Papua di Kalsel serta puluhan orang yang terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, akademisi dan elemen lain bergabung dalam dialog yang berlangsung kurang lebih dua jam tersebut.(david)
Editor : Amran

Tinggalkan Balasan