FSB, Harapkan Dukungan Pemerintah Untuk Perfilman Di Banua.

Rekka Rahayu saat diskusi di aruh film kalimantan tahun 2019 SMK 3 Banjarmasin. (foto:istimewa)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pegiat maupun perkembangan film semakin bertambah. Apalagi setelah Forum Sineas Banua (FSB) mengadakan Aruh Film Kalimantan di setiap tahunnya.

Hadirnya FSB sebagai wadah para pegiat film untuk berdiskusi dan berbagi ilmu tentang perfilman menjadi wadah untuk berkreasi beberapa komunitas di bidang audio visual.

Sebagai pengurus di FSB, Rekka Rahayu menerangkan, kegiatan forum ini kita lebih ke apresiasi dan edukasi film. Adapun program regulernya yaitu NGOFI (Ngobrol Film).

” NGOFI itu kita biasanya menayangkan film dari lokal dan luar, untuk selanjutnya kita adakan diskusi,” ucap Rekka kepada klikkalsel.com, Selasa (15/9/2020).

Lanjutnya, Rekka menambahkan Selain NGOFi juga ada program lain, seperti LFB (Layar Film Banjar). Ini merupakan program apresiasi khusus film film karya anak lokal.

Selain itu, juga ada program yang paling besar yaitu, AFK (Aruh Film Kalimantan) yang kerap diadakan setahun satu kali. Dan juga bisa didapat program non reguler lainnya. Salah satunya workshop film

“AFK itu semacam festival film gitu lah,” ujarnya.

Dari yang kita ketahui, FSB saat ini sedang disibukan memulai progres untuk persiapan AFK dan LFB Pasalnya acara besar yang setiap tahun ini sudah masuk di tahun ke 3, dan program reguler NGOFI itu sudah masuk yang ke 29 kali diselenggarakan.

Berhubung masih masa pandemi, FSB akan menyiapkan konsep yang berbeda dari tahun tahun sebelumnya.

“Pelaksanaannya diakhiri tahun ini, insya Allah,” tutur Rekka yang mana sebagai pengurus di FSB.

Terbentuknya forum ini berawal dari kumpulan beberapa orang yang punya satu visi yang sama. Dimana untuk membentuk ekosistem perfilman di banua, khususnya Kalimantan Selatan (kalsel)

FSB ini menurut Rekka seperti payung untuk komunitas komunitas film di Kalsel, kurang lebih 60 komunitas yang bergabung di Forum ini termasuk seni-seni yang lain.

“Lebih fokus ke film,” ujarnya

FSB sendiri sudah ada di Kalsel sudah sejak tahun 2016, selama 4 tahun ini meski tergolong muda namun, banyak karya audio visual anak benua yang berhasil tembus ke kanca Nasional.

Adapun Harapan Rekka untuk FSB bisa mendapat support lebih dari berbagai kalangan khususnya pemerintah. Pasalnya, Perhatian dan apresiasi film di kalsel ini tidak cukup kalau hanya dari komunitas saja. Support dari kawan Kawan di luar film juga sangat berarti untuk sinergi menciptakan karya yang lebih baik dan semakin baik lagi,” pungkasnya. (airlangga)

 

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan