BANJARMASIN, klikkalsel.com – Peringatan Hari Bekantan yang jatuh pada tanggal 28 Maret patut jadi atensi serius. Pasalnya hewan endemik Pulau Kalimantan itu berstatus konservasi terancam punah. Lantas bagaimana antisipasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang menjadikan Bekantan sebagai Maskot daerah?
Organisasi Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) yang berpusat di Kalimantan Selatan menyebut jumlah individu primata bernama latin Nasalis Larvatus tinggal sekitar 2.200 ekor dan tersebar di 12 kabupaten/kota di Kalsel. Data tersebut didapat SBI dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel tahun 2021.
“Kita berharap sih mestinya jumlah Bekantan di Kalsel lebih dari itu. Kita kan baru memetakan di Kalsel, belum tahu di daerah provinsi sebelah,” tutur Ketua SBI Amelia Rezeki kepada klikkalsel.com, Senin (28/3/2022).
Sejak 2013 SBI dibentuk, dikatakannya perlahan namun pasti ada secercah harapan melestarikan Bekantan. Berangsurnya waktu diiringi edukasi, masyarakat secara luas turut konsen dalam upaya pelestarian primata bersifat pemalu itu.
Misalnya masyarakat aktif melaporkan ke pihak terkait bila mendapati Bekantan yang masuk ke pemukiman. Alhasil hampir tidak ditemukan lagi laporan insiden Bekantan tertabrak kendaraan bermotor seperti kejadian beberapa tahun lalu.
“Alhamdulillah di momen hari Bekantan, hari ini kami melihat antusiasnya tinggi. Ada ribuan masyarakat menggunakan twimbon Hari Bekantan. Inikan indikator yang bagus,” tuturnya.
Antusiasme masyarakat itu bagi Amel adalah merupakan secercah harapan dari semua pihak untuk melestarikan Bekantan dari status terancam punah menjadi lestari.
Di sisi lain, Bekantan dijadikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagai maskot daerah. Ini menandakan upaya edukasi lebih luas kepada masyarakat dalam pelestarian Bekantan.
Secara khusus, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor memberikan perhatian serius terhadap kelestarian lingkungan dan kelestarian bekantan. Hal tersebut disampaikan Gubernur Kalsel yang akrab disapa Paman Birin ini saat membuka Seminar Hari Bekantan sekaligus Penyerahan Bekantan Award di Aula Lantai 1 Gedung Rektorat ULM, Banjarmasin, Senin (28/3/2022).
Paman Birin mengatakan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya dalam pelestarian lingkungan dan pelestarian Bekantan. Diantaranya regulasi terkait perlindungan dan pelestarian bekantan, program revolusi hijau, serta berbagai program lainnya terkait pelestarian lingkungan.
“Selain itu, pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, juga mendukung pembangunan dan pengembangan Pulau Curiak sebagai kawasan konservasi dan stasiun riset bekantan,” ucapnya.
Baca Juga : ULM Luncurkan Kapal Riset Guna Menunjang Penelitian Teliti Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah
Baca Juga : Demo Minyak Goreng Memanas, Mahasiswa Robek Surat Pernyataan DPRD Kalsel Yang Dianggap Tak Sesuai Tuntutan
Ia menambahkan, Bekantan primata endemik asli Kalimantan, masuk dalam kategori satwa yang terancam punah dan tentunya harus menjadi perhatian serius dari semua pihak.
“Kita tidak ingin, anak-cucu kita, generasi penerus kita, tidak tahu atau tidak bisa lagi melihat secara langsung, maskot atau ikon dari Kalimantan Selatan tersebut,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Paman Birin juga mengucapkan selamat Hari Bekantan tahun 2022. Bekantan yang mana pada 28 Maret 2015 yang lalu, telah ditetapkan bekantan sebagai maskot dari Provinsi Kalimantan selatan, yang kemudian dijadikan sebagai hari Bekantan.
“Semoga dengan peringatan ini, dapat menumbuhkan kepedulian dan meneguhkan komitmen kita, dalam menjaga dan melestarikan bekantan, satwa endemik asli kalimantan dan juga maskot dari banua kita, Kalimantan Selatan,” pungkasnya.
Penetapan Hari Bekantan ditujukan untuk menggalang kepedulian terhadap upaya konservasi monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna cokelat kemerahan tersebut. Peringatan Hari Bekantan 2022 ini, diisi dengan rangkaian acara aksi penanaman mangrove rambai dikawasan stasiun riset bekantan, pada Jumat 25 Maret lalu.
Kemudian puncaknya, hari ini Senin 28 Maret, diisi dengan Seminar Internasional menghadirkan Dr Alue Dohong, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, sebagai Keynote speaker, Prof Dr H Sutarto Hadi, MSc, MSi Rekktor ULM, Prof Timothy Robert Kilgour dari University Of New Castle, Australia.
Turut hadir Prof Dr Ir Hadi Sukadi Alikodra, MS., peneliti senior bekantan dari IPB dan Amya Atheefa Uno, Youth Internasional Ambassador Of Bekantan di New York – Amerika.
Selain itu ada lagi penganugrahan Bekantan Awards, bagi insan yang peduli dan berdedikasi tinggi untuk pelestarian bekantan di Indonesia.
Adapun penerima Bekantan Awards tahun ini ada empat personal dan satu lembaga. Yakni, Hj Normiliyani, AS, SH selaku Bupati Barito Kuala. Kemudian, Prof Dr H Sutarto Hadi, MSi, MSc yang menjabat Rektor ULM, Emeritus Prof Timothy Roberts Kilgour dari University Of New Castle Australia, Prof Dr Ir Hadi Sukadi Alikodra, MS Peneliti senior Bekantan dan PT Pertamina Integrated Terminal Banjarmasin. (rizqon)
Editor: Abadi