Yohan Tetap Menjual Komik Jadul, Meski Harus Melawan Perkembangan Digitalisasi

Yohan, pemilik Toko Boekoe Djadoel yang sedang duduk mendengarkan radio

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Ditengah majunya perkembangan digitalisasi, eksistensi komik fisik, buka atau tabloid jadul masih saja banyak yang meminati dan tidak termakan zaman.

Hal tersebut diungkapkan, Yohan (49) pemilik Toko Boekoe Djadoel, di Jalan Tembus Mantuil, RT 15 RW 02 Kelurahan Kelayan Selatan, Banjarmasin Selatan yang mengaku sampai saat ini usahanya masih ramai dikunjungi para pembeli.

“Masih ada yang mencari dan membelinya,” katanya, Jumat (27/8/2021).

Saat ditemui, Yohan sedang duduk santai di meja usangnya, sambil mendengarkan radio yang menyiarkan berita nasional.

Baca juga: Vaksinasi Booster Hanya untuk Nakes

Di toko tersebut, terlihat tumpukan buku, jumlahnya sudah tidak terhitung lagi, sebagian ada yang sudah berdebu dan terikat dengan tali rafia.

Warnanya sudah usang, kebanyakan merupakan komik Jepang dengan aneka judul. Juga ada beberapa yang terpajang masih mulus seperti baru keluar percetakan.

Tidak hanya itu, di bagian dindingnya, tampak terpajang lukisan karya Yohan, yang ia kerjakan dikala waktu senggang, serta poster dan cover buku atau tabloid lama yang tentu saja sudah tidak mudah ditemukan dimanapun.

Ia menuturkan, Toko Boekoe Djadoel, berdiri sejak beberapa tahun lalu dan memang menyediakan buku second (seken), dengan berbagai macam genre.

“Kurang lebih 5 tahun, awalnya dari saya yang suka membeli buku,” ujarnya dengan ramah.

Sesuai dengan yang tertulis pada spanduk di depan tokonya, Jual-Beli Komik dan Novel, termasuk buku lainnya. Pembeli kebanyakan adalah pecinta komik.

Terbukti menurut ayah satu anak itu, ada saja yang datang mencari komik Jepang hingga komik atau cerita wayang di tokonya.

“Yang mencari dari berbagai usia. Kalau kebanyakan orang dewasa mencari komik lama,” jelasnya.

Komik yang diburu pembeli, kebanyakan adalah cetakan diatas tahun 2000. Karena jumlahnya terbatas, harganya pun tentu lebih mahal.

Jika umumnya harga komik bekas keluaran terbaru dijual sekitar Rp 5 ribu, untuk komik lama, terlebih cetakan tahun 90an bisa mencapai Rp 25 ribu per satu komik.

“Yang membeli mungkin mau melengkapi koleksinya atau mau dijual ulang,” imbuhnya.

Pembelinya kata Yosan, juga berasal dari berbagai daerah dari Kalimantan Selatan (Kalsel). Novel, komik dan buku yang Yohan didapat dari orang-orang yang menawarkan kepadanya.

Satu dua dus buku hingga komik, ditawarkannya dengan harga yang tak sama, dilihat seberapa umum atau tidak umum buku tersebut.

“Kalau yang umum itu, banyak dicari orang, jadi mungkin harganya dibeli dan dijual lebih murah, beda lagi kalau misal bukunya itu terbatas, dan banyak yang mencari, bisa lebih mahal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, selain komik, buku-buku lainnya yang turut diburu oleh pembeli adalah buku sejarah, baik Indonesia hingga dunia.

“Yang laku kebanyakan buku sejarah, sastra, dan perjuangan,” pungkasnya.(airlangga)

Editor : Amran