HST  

Walhi Kalsel Bangun Early Warning System Berbasis Radio Amatir di Daerah Rawan Banjir dan Longsor

Walhi Kalsel Bangun Early Warning System Berbasis Radio Amatir di Daerah Rawan Banjir dan Longsor
Penandatanganan berita acara penyerahan perangkat EWS oleh WALHI Kalsel dan perwakilan masyarakat. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) yang saat ini menjadi bulan-bulanan dilanda banjir dan longsor mendapat perhatian serius Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan (Kalsel).

Membantu kondisi itu, Walhi Kalsel membangun Early Warning Sistem (EWS) berbasis jaringan komunikasi radio amatir untuk masyarakat di Kabupaten HST.

Sistem jaringan komunikasi itu berupa radio amatir yang dibuat untuk menyasar lima Desa di Kecamatan Hantakan dan satu Desa di Kecamatan Batu Benawa yang berada pada potensi rawan banjir dan longsor.

Menurut Rudy Fahrianor salah satu pelaksana program Walhi Kalsel tersebut Senin (17/1/2022), agar potensi musibah di wilayah tersebut bisa diinformasikan dengan cepat. Sehingga bisa secepatnya dilakukan langkah antisipasi dan penanggulangan.

Itu dilakukan, karena bercermin pada banjir bandang Januari 2021 lalu, terdapat beberapa wilayah blank spot pada titik rawan bencana banjir dan longsor yang informasinya sulit diakses, terlebih medannya sangat ekstrim.

“Menurut kami di Kabupaten HST, ada beberapa wilayah blank spot. Seperti di Desa Datar Ajab informasinya sulit untuk di akses. Untuk itu, jaringan komunikasi ini penting dibangun mengingat pascabanjir bandang awal 2021 lalu yang begitu besar dampaknya,” ucapnya.

Lebih lanjut, selain untuk informasi kebencanaan, jaringan komunikasi itu juga bermanfaat untuk komunikasi masyarakat dari desa ke desa hingga ke kabupaten. Bahkan, jaringan yang dibangun itu juga sampai ke Pemkab HST.

Kemudian, Walhi Kalsel juga memberikan perlengkapan sistem EWS tersebut berupa, satu menara RPU, satu mesin RPU, delapan solar cell, tujuh accu, satu antena RPU, enam antena rig dan enam radio rig.

Baca Juga : Wisata Gunung Halau-halau Dibuka 25 Januari Mendatang, Berikut Persyaratannya

Baca Juga : Warga Teluk Tiram Meregang Nyawa, Diduga Usai Dibawa Paksa Oleh Oknum Polisi

Sementara, Untuk peningkatan kapasitas SDM, pihaknya juga sudah melatih 30 relawan dari lima desa itu, untuk operasional alat pada pada 18 – 20 Desember 2021 lalu.

“Untuk operasional lapangan, sebanyak 24 radio HT, enam megaphone, 12 lampu sorot dan 30 buah headlamp turut kami serahkan,” tambahnya.

Terkait pendanaan program tersebut, pihaknya bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dengan diberi nama kegiatan “Pembangunan Jalur Komunikasi Peringatan Dini (Early Warning System) berbasis radio amatir”.

Saat ini, jaringan komunikasi tersebut masih dalam proses pembangunan. Masyarakat pun menyambut baik sistem peringatan dini itu karena berdampak langsung kepada mereka.

Sementara itu, Kasman Susanto, Ketua kelompok relawan dari Posko Meratus menuturkan, pembangunan jalur komunikasi peringatan ini (Early Warning System) berbasis radio amatir sangat membantu bagi masyarakat, khususnya pada daerah rawan bencana.

“Pembangunan ini jelas kita sangat membantu dan sangat tepat untuk kebutuhan kami saat ini,” ujarnya.

Menurutnya, Walhi Kalsel aktif bergerak membantu masyarakat sejak terjadi banjir bandang hingga pascabanjir.

Dijelaskan, pada Oktober lalu, Walhi bersama masyarakat juga melakukan kegiatan bersih bersih sungai di aliran sungai daerah rawan bencana sebagai upaya mitigasi bencana banjir.

“Kami mewakili masyarakat mengucapkan terima kasih kepada Walhi Kalsel atas segala bantuan yang telah diberikan,” tuturnya. (dayat)

Editor : Akhmad