HST  

Tim Ekspedisi Meratus Tanam 5.000 Bibit Kopi di Gunung Halau-halau

Tim Ekspedisi Meratus menanam bibit kopi di areal Gunung Halau-halau. (foto : Dwi for klikkalsel)

BARABAI, Klikkalsel.com – Membantu pemulihan kerusakan lingkungan di tengah bencana ekologi yang berulang kali melanda Kalimantan Selatan (Kalsel), Tim Ekspedisi Meratus 1.000 mdpl melakukan penanaman 5.000 bibit kopi arabika di Gunung Halau-halau, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Tim ekspedisi tersebut beranggotakan kelompok jurnalis Pena Hijau Indonesia, Serikat Petani Indonesia, mahasiswa, tokoh adat, dan masyarakat lokal yang juga sebelumnya aktif melakukan penanaman dan pendakian di sejumlah gunung, hingga menyasar menghijaukan areal Puncak Tertinggi Pegunungan Meratus Kalsel.

Ketua SPI Kalsel Dwi Putera Kurniawan Selasa (18/1/2022) menuturkan, ekspedisi ini merupakan lanjutan dari ekspedisi sebelumnya, yakni upaya kita ikut serta memulihkan lingkungan melalui gerakan menanam.

“Pemulihan lingkungan dilakukan dengan penanaman aneka tanaman bernilai ekonomi termasuk kopi jenis Arabika. Penanaman dilakukan dari ketinggian 830 mdpl di areal Puncak Tiranggang hingga ketinggian 1.100 mdpl menuju jalur puncak Gunung Halau-halau,” tuturnya.

Sedangkan puncak Gunung Halau-halau terletak di perbatasan tiga kabupaten, yakni Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupatan Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Tanah Bumbu dengan ketinggian 1.901 mdpl.

Menurutnya, Puncak Tiranggang akan menjadi salah satu agrowisata kebun kopi arabika meratus. Karena, pada area tersebut mampu dijangkau para pengunjung baik itu dengan mendaki, maupun menaiki sepeda motor berjenis trail.

Baca Juga : Wisata Gunung Halau-halau Dibuka 25 Januari Mendatang, Berikut Persyaratannya

Baca Juga : Warga Teluk Tiram Meregang Nyawa, Diduga Usai Dibawa Paksa Oleh Oknum Polisi

Menariknya lagi, pada puncak tersebut terhampar keindahan panorama alam deretan pegunungan meratus yang begitu indah dan sejuk dipandang mata.

Sebelumnya, Tim ekspedisi juga sudah melaksanakan kegiatan diskusi lingkungan dan sosialisasi kebencanaan untuk masyatakat 10 desa di kaki Gunung Priuk Kecamatan Hantakan, serta melaksanakan pendakian Gunung Halau-halau itu sendiri.

Sementara itu, Julak Maribut Tokoh Adat Masyarakat Dayak Meratus menuturkan, pemulihan kerusakan hutan harus segera dilakukan, Meratus harus segera diselamatkan.

“Meratus ini adalah benteng pelindung bagi Kalsel. Saat ini kita telah menuai akibat dari pengrusakan hutan yaitu banjir dan tanah longsor,” ungkapnya tokoh sentral yang menentang penebangan hutan Pegunungan Meratus ini.

Kepala Balai Adat Tiranggang Dadat juga turut menceritakan, dulu kawasan meratus ini banyak ditebang oleh perusahaan kayu (HPH), selain adanya praktek penebangan liar.

“Kami ingin kawasan hutan disini yang sebagian adalah hutan adat kami agar kembali pulih,” tuturnya.

Diharapkan, kata dia, dengan adanya penanaman kopi di kawasan puncak Gunung Halau-halau dapat menjadi objek wisata agroforestri, menambah ekonomi masyarakat pegunungan dan sekaligus ikut melestarikan alam. (dayat)

Editor : Akhmad