HST  

Tak Mau Mengungsi dari Rumah Tergenang, Warga Bertahan dengan Bikin Rampatai

Hamdi Warga Desa Pahalatan membuat rampatai guna meninggikan kasur untuk beristirahat di atas genangan air. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Banjir yang masih menggenang ratusan rumah di Desa Pahalatan, Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) membuat aktivitas warga setempat terhambat, akses jalan terputus, dan harus menggunakan alternatif perahu untuk mobilisasi warga.

Kendati tergenang demikian, Warga Desa Pahalatan tidak mau mengungsi dari kediamannya. Mereka membuat ‘Rampatai’ (undakan di atas lantai) untuk mengamankan barang-barang serta melangsungkan berbagai aktivitas memasak, makan, tidur dan berbagai kegiatan lainnya, Rabu (15/12/2021).

Hamdi salah satu warga RT 03 Pahalatan saat ditemui media ini mengaku, ia dan keluarga tidak mau mengungsi karena sudah berulang kali tempatnya digenangi banjir. Parahnya lagi, genangan tersebut dapat awet hingga berbulan-bulan.

Lebih lanjut, dengan lamanya genangan itu jika dirinya bersama keluarga mengungsi aktivitasnya pun akan sulit. Karena, tempatnya tersebut merupakan daerah hilir air yang menyambut turunan air dari Pegunungan Meratus HST dan berbagai tempat lainnya turun ke daerah dataran rendah tersebut.

Disela wawancara media ini, Hamdi bersama keluarga pun tampak sibuk sembari membuat deretan rampatai untuk meninggikan benih, buku-buku, tempat tidur, dan berbagai barang lainnya agar tidak basah ketika air bertambah naik.

Untuk membuat rampatai, Hamdi dan keluarga menyusun berbagai material dari kayu-kayu bekas, batang bambu, bahkan dari batang pisang sekalipun rela ia gunakan guna mengantisipasi terus meningkatnya debit air.

Baca Juga : Pasca Banjir Rob, Sejumlah Ruas Jalan di Banjarmasin Rusak!

Baca Juga : Ratusan Rumah di Desa Pahalatan HST Masih Tergenang Banjir, Warga Harapkan Bantuan

Tidak hanya Hamdi saja yang membuat rampatai itu, warga lainnya yang rumahnya tergenang tinggi juga turut demikian, baik itu di Desa Pahalatan maupun desa lainnya yang masih tergenang air.

Setelah itu, Hamdi dan keluarga pun berharap peran nyata Pemerintah guna mengatasi permasalahan banjir di desanya tersebut. Serta, ia pun mengharapkan adanya bantuan untuk renovasi meninggikan rumahnya yang terkesan sudah reot itu.

“Semoga Pemerintah bisa memberikan solusi terhadap masalah banjir ini. Kalau bisa adakan juga bedah rumah untuk kami. Mudahan banjir cepat berlalu dan bencana seperti ini tidak terjadi lagi,” tutupnya.

Sementara itu, Junaidi Pembakal (Kepala Desa) Pahalatan mengungkapkan, Pihaknya jujur masih memerlukan bantuan logistik untuk warganya yang ratusan rumah masih tergenang.

Melihat kondisi banjir yang melanda, menurut Junaidi banjir kali ini lebih parah dan lebih meluas dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan dibandingkan dengan banjir bandang awal Januari 2021 sekalipun.

Tercatat, Desa Pahalatan dihuni oleh 384 Kepala Keluarga (KK) dan 966 Jiwa yang terbagi dalam 3 RT. Sebanyak 102 rumah diantaranya masih terendam dan diprediksi dapat bertambah. Karena, debit air saat ini terpantau masih meningkat secara perlahan.

Terkait bantuan yang sudah didapat, Pihaknya memang sudah ada mendapatkan bantuan sembako dari beberapa instansi. Akan tetapi, dengan kondisi yang demikian dan selama satu bulan tergenang sudah jelas tidak cukup dan mengadu nasib kembali untuk menyambung hidup. (dayat)

Editor : Akhmad