HST  

Banjir HST : 216 Rumah Terendam Air

Banjir HST : 216 Rumah Terendam Air
Salah satu lokasi banjir, Jl Hevea Kelurahan Barabai Darat yang berangsur surut. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, Klikkalsel.com – Musibah banjir yang melanda Hulu Sungai Tengah (HST) menyebabkan 216 rumah terendam air. Ratusan rumah itu tersebar di tiga kecamatan setempat.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HST, Budi Haryanto Rabu (12/1/2022) saat ditemui di Gedung DPRD HST menjelaskan, ada tiga kecamatan yang masih terdampak banjir, yakni Batu Benawa, Haruyan dan Barabai.

Dirincikannya, pada Batu Benawa ada 185 rumah yang terendam dan terdampak, dengan 213 kepala keluarga (KK) dan total 612 jiwa. Sedangkan di Haruyan, air hanya menggenangi halaman rumah jadi tidak ada yang masuk ke dalam rumah.

Kemudian, yang paling banyak terdampak itu ada di Kecamatan Barabai, meliputi Kelurahan Barabai Selatan, Barabai Utara, dan Barabai Darat. Pada kecamatan tersebut terdapat 31 rumah terendam yang dihuni 34 KK atau total ada 92 jiwa. Sedangkan yang terdampak 222 rumah yang dihuni 225 KK dan 675 jiwa.

“Kenapa definisinya terdampak. Ini rumah yang halamannya saja digenangi air. Sedangkan yang terendam itu, air masuk ke rumah dengan ketinggian bervariasi antara 5 hingga 15 cm,” jelasnya.

Baca juga: HST Kembali Dikepung Banjir, Warga Memilih Bertahan

Baca juga: Sungai Barabai Meluap, HST Kembali Dilanda Banjir

Dari data tersebut, kata dia, pada tiga kecamatan ditotalkan sebanyak 216 rumah terendam dengan dihuni 247 kepala keluarga dan 704 jiwa. Serta, ada 407 rumah terdampak yang dihuni 438 kepala keluarga dan 1.287 jiwa.

“Untuk debit air pada Rabu (12/1/2022) pagi hingga siang ini, sudah terjadi penurunan yang signifikan. Namun, masih bervariasi antara 5 hingga 10 cm di beberapa ruas jalan di wilayah perkotaan, khususnya di daerah Kamasan, Kampung Kadi, dan sekitar Jalan Ulama Barabai. Semoga tidak ada lagi hujan ataupun tambahan droping air dari Pegunungan Meratus,” tuturnya.

Dikatakannya, banjir di Barabai terdapat beberapa titik sentral banjir pada daerah pemukiman dataran rendah, ruas jalan, dan pasar.

Sementara itu, debit air aliran Sungai Barabai terpantau surut secara perlahan dengan warna kuning kecokelatan. Meskipun demikian, aliran sungai tersebut terus mengalir ke daerah hilirnya yang berimbas ke Kecamatan Pandawan dan Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU).

Ia menuturkan, untuk daerah bawah karena berhubungan dengan Kabupaten tetangga, khususnya Hulu Sungai Utara (HSU), saat ini memang daerah Kecamatan Pandawan dan LAU juga terjadi banjir.

“Jadi memang benar itu ada peningkatan debit air di daerah bawah. Karena mungkin itu kiriman daripada terjadi juga hujan di daerah Kabupaten HSU serta ada penyumbatan. Terlebih daerah tersebut elevasinya rendah,” tambahnya.

Terkait upaya yang telah dilakukan BPBD HST, tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan bencana.

“Kita teman-teman TRC BPBD jaga 1×24 jam terbagi dalam 2 shift guna memantau kondisi baik lewat Repeater Orari dan medsos, dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan,” katanya.

Budi menghimbau dan mencoba berkoordinasi dengan aparat kecamatan dan aparat desa serta relawan-relawan, apabila terjadi peningkatan debit air di sungai ataupun ada curah hujan agar bersama-sama menginformasikan kepada warga di sekitar daerah rawan bencana.

Sementara itu, menurut pantauan media ini wilayah terdampak banjir meluas hingga ke Desa Jaranih, Masiraan, Kayu Rabah di Kecamatan Pandawan dan Desa Pahalatan, Rantau Bujur, Sungai Buluh, Mantaas di Kecamatan LAU dengan ketinggian bervariasi hingga selutut orang dewasa.

Bahkan, hingga kini daerah Pasar Keramat dan Pasar Murakata Barabai, serta beberapa ruas jalan daerah perkotaan masih digenangi air yang cukup tinggi.

Seluruh masyarakat dihimbau agar tetap waspada serta jangan panik menghadapi kondisi yang ada, serta agar tetap berhati-hati apabila terjadi hujan kembali. (dayat)

Editor : Akhmad