HST Kembali Dilanda Banjir, Paman Birin Atensi Khusus Mitigasi dan Penanganan

BPBD Kalsel dan BPBD HST menyalurkan bantuan logistik dan peralatan penanganan ke kecamatan yang terdampak banjir.

BARABAI, klikkalsel.com – Intensitas hujan tinggi di awal tahun 2024 jadi momok wilayah Hulu Sungai, Kalsel. Saat ini sejumlah kecamatan, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) sedang terdampak banjir. Yang mana hal itu telah menjadi atensi Pemprov Kalsel.

Seperti diketahui, banjir kerap kali melanda HST di tengah meningkatnya intensitas hujan. Bahkan, Barabai, ibukota kabupaten berjuluk Bumi Murakata itu sedang terdampak banjir.

Selain Barabai, berdasarkan data BPBD kabupaten setempat per 3 Januari 2024 tercatat tiga kecamatan lainnya juga dilanda banjir yaitu Pandawan, Haruyan, dan Batang Alai Timur.

Menyikapi kondisi itu, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menyerahkan bantuan bantuan logistik yang diterima Kepala BPBD HST Ahmad Apandi di Kantor BPBD HST, Rabu (3/1/2023).

Berdasarkan hasil tinjauan dan kajian analisa BPBD Kalsel dan BPBD HST, selama dua hari Selasa dan Rabu 2 -3 Januari 2024 terpantau genangan air masih terlihat di wilayah perkotaan.

Baca Juga : BPBD Prediksi 41 Kelurahan di Banjarmasin Berpotensi Banjir Rob

Baca Juga : Meski Debit Air Masih Normal, Kabupaten Banjar Siaga Darurat Banjir

Tingkat Ketinggian air pada malam hari sekitar 30 sampai 40 cm dan menggenangi sejumlah permukiman warga.

Genangan air disebabkan sungai utama di Kecamatan Kota Barabai pada malam hari meluap hingga menggenangi jalan raya. Namun ketika hujan reda beberapa jam tingkat ketinggian air mulai menurun.

Paman Birin, sapaan akrab gubernur, menginstruksikan BPBD dan instansi lintas sektor melakukan langkah-langkah nyata membantu daerah terdampak.

“Segera lakukan langkah-langkah nyata membantu daerah terdampak, baik pengerahan personel, peralatan atau bantuan logistik,” ucapnya, Kamis (4/1/2023).

Paman Birin mengatakan koordinasi perlu ditingkatkan agar mitigasi bencana banjir atau air pasang lebih komprehensif. Menurutnya meski di sejumlah daerah kabupaten/kota telah dibangun sarana sarana infrastruktur mengurangi risiko banjir seperti bendungan, drainase atau kanal kanal, langkah analisa atau kajian risiko bencana perlu dimantapkan lagi.

“Caranya terus lakukan koordinasi, dan peningkatan kesiapsiagaan melalui pengerahan personel dan peralatan,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi