HST  

Ratusan Rumah di Desa Pahalatan HST Masih Tergenang Banjir, Warga Harapkan Bantuan

Ratusan rumah di Desa Pahalatan HST yang masih tergenang banjir. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Banjir yang sudah kelima kalinya melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) di 2021 hingga kini masih belum berakhir. Pasalnya, ratusan rumah di Desa Pahalatan, Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU) yang merupakan daerah hilir aliran air masih tergenang banjir.

Hingga kini, berbagai aktivitas masyarakat pun terhambat, dan akses transportasi darat warga turut terputus.

Sehingga warga pun memerlukan bantuan untuk menyambung hidup.

Menurut Junaidi Pembakal (Kepala Desa) Pahalatan, Selasa (14/12/2021), sudah lebih dari satu bulan air menggenangi desanya dengan ketinggian air dari sepinggang hingga sedada orang dewasa.

Tercatat, Desa Pahalatan dihuni oleh 384 Kepala Keluarga (KK) dan 966 jiwa yang terbagi dalam 3 RT. Sebanyak 102 rumah dari 3 RT tersebut masih terendam dan diprediksi dapat bertambah. Sebab, debit air saat ini terpantau masih meningkat secara perlahan.

“Sudah lebih dari sebulan Desa Pahalatan terendam. Aktivitas masyarakat terhambat, akses darat terputus. Jujur saat ini bantuan sembako masih dibutuhkan, karena untuk saat ini warga sulit untuk bekerja,” tutur Junaidi.

Terkait bantuan yang sudah didapat, pihaknya memang sudah ada mendapatkan bantuan sembako dari beberapa instansi. Akan tetapi, dengan kondisi yang demikian dan selama satu bulan tergenang sudah jelas tidak cukup dan mengadu nasib kembali untuk menyambung hidup.

Melihat kondisi banjir yang melanda, menurut Junaidi banjir kali ini lebih parah dan lebih meluas dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan dibandingkan dengan banjir bandang awal Januari 2021 sekalipun. Karena, debit air yang turun dari Pegunungan Meratus HST salah satu hilirnya adalah di Desa Pahalatan sendiri, serta ketika air turun debir air setempat sudah menggenang tinggi terlebih dahulu.

Selain itu, dengan genangan air yang begitu tinggi masyarakat setempat pun tidak bisa untuk berkebun dan bertani, serta untuk mencari ikan pun susah karena kondisi air yang terlalu dalam. (dayat)

Editor : Akhmad