Simulasi Pembelajaran Tatap Muka Masih Banyak Kekurangan, Disdik Sudah Siapkan Pembelajaran Sistem Transisi

Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pembelajaran tatap muka transisi akan dilaksanakan pada tahun 2021 mendatang, hal tersebut dilakukan menyusul dikeluarkannya Surat Keputsan Bersama (SKB) empat menteri.

Guna melakukan pembelajaran tatap muka transisi pada 2021 mendatang, Pemko Banjarmasin melalui Dinas Pendidikan sebelumnya sudah melakukan simulasi pembelajaran tatap muka di empat sekolah di Banjarmasin.

Menghadapi persiapan pembelajaran tatap muka pada 2021, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Totok Agus Daryanto, menyatakan bahwa seluruh SMP Negeri di Banjarmasin sudah siap menggelar tahap transisi, karena selama tahap simulasi berjalan lancar.

Menurut Totok hal ini mengacu kepada arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Makarim, bahwa seluruh sekolah negeri harus menyediakan layanan tatap muka. Meskipun sebenarnya murid tidak diwajibkan turun.

“Masa transisi kita gelar 2 bulan. Kita diminta menyediakan layanan tatap muka. Tapi kalau orang tua tidak mengizinkan silahkan,” jelasnya, Kamis (26/11/2020).

Sementara untuk pola yang diterapkan dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka transisi ia mengklaim sudah menemukan pola tersebut.

Pola yang di maksud Totok yakni jam belajarnya akan ditingkatkan menjadi empat jam dari sebelumnya tiga jam. Kemudian untuk kapasitas ruangan akan ditingkatkan menjadi 50 persen, dan tidak lagi menggunakan sistem paralel.

“Jadi murid akan diatur sistem shift. Artinya setiap murid akan turun 3 kali dalam satu minggu,” imbuhnya.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD kota Banjarmasin, dari fraksi PKS, Hendra, mengatakan bahwa guna mempersiapkan pembelajaran tatap muka, Pemerintah khususnya harus benar-benar memperhatikan banyak aspek, agar tidak terjadinya klaster baru di Banjarmasin.

“Terkait pembelajaran tatap muka, pemerintah harus benar-benar memperhatikan protokol kesehatan dan memvalidasi data-data yang berkembang,” ucap Hendra.

“Masalah Data dan PCR Test Rate yang ada di Banjarmasin kan masih Bias, sehingga kita tidak ingin gelombang kedua terjadi,” lanjutnya.

Selain itu menurutnya, simulasi pembelajaran tatap muka diklaim masih banyak kekurangan, meski setiap sekolah yang menggelar simulasi tersebut menerapkan metode yang berbeda-beda.

“Masih banyak kekurangan, kendati masing-masing sekolah menggunakan metode yang berbeda, namun harus ada standar yang mengacu secara nasional dan juga WHO, kami lagi melakukan kajian, agar ada Benchmark untuk sekolah yang akan melaksanakan sekolah tatap muka tersebut,” ujarnya saat konfirmasi klikkalsel.com

Kekurangan dalam persiapan tersebut dikatakan Hendra harus benar-benar dibenahi, terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini, yang mana pembelajaran tatap muka jangan sampai menjadi penambahan kasus baru di Banjarmasin.

Meskipun vaksin dari Covid-19 ini telah ditemukan, ia berharap agar masyarakat tidak mengabaikan virus yang tidak terlihat ini, karena vaksin tersebut bukan merupakan solusi praktis untuk memberantas penyakit Covid-19 ini.

“Kita harus waspada dengan gelombang kedua. Khawatir masyarakat semakin abai dan meyakini bahwa vaksin yang ada ini sebagai solusi praktis,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan