Sejarah Narkoba Jenis Sabu, dan Efek Sampingnya

Sejarah Narkoba Jenis Sabu, dan Efek Sampingnya
foto : Kaesler Media/shutterstock

Bahkan tercatat metamfetamina digunakan secara luas selama Perang Dunia ke-II, saat kedua belah pihak menggunakannya agar pasukan tetap terjaga. Pilot kamikaze menggunakan metamfetamina untuk membantu mereka dalam misi serangan bunuh diri.

Namun seiring waktu, penggunaannya yang meluas juga berdampak terjadinya penyalahgunaan di masyarakat.

Hingga akhirnya pada tahun 1970 zat tersebut dianggap ilegal oleh pemerintah Amerika Serikat.

Sedangkan pemerintah Indonesia secara tegas melarang peredarannya di Indonesia pada tahun 1997 melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.

Dampak Sabu Bagi Tubuh dan Kejiwaan

Sabu-sabu mengandung berbagai zat yang buruk bagi tubuh. Dilansir dari Medical News Today, sabu-sabu yang dibuat secara ilegal biasanya mengandung kafein tinggi, dan racun lainnya.

Studi mengatakan, penggunaan sabu-sabu dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional pada otak yang menyebabkan gangguan emosi dan memori.

Orang-orang yang menggunakan sabu-sabu biasanya akan mengalami gejala psikis seperti paranoid, agresif, halusinasi baik pada penglihatan maupun pendengaran, gangguan mood, dan delusi.

Masih menurut Medical News Today, penggunaan narkoba jenis sabu-sabu meningkatkan risiko penyakit jantung seperti nyeri dada, detak jantung abnormal, serta tekanan darah tinggi.

Hal ini akan mengarah pada diseksi aorta akut, serangan jantung, atau kematian jantung mendadak bahkan saat pertama kali seseorang menggunakannya.

Sabu-sabu juga bisa menyebabkan efek neurologis yang tidak hilang meskipun seseorang berhenti menggunakannya.

Peneliti mengatakan efek jangka panjang dari penggunaanya adalah dapat menyebabkan penyakit parkinson, yakni kondisi gangguan saraf yang memengaruhi saraf gerak.

Selain itu penggunaan sabu-sabu dengan suntikan juga dapat meningkatkan risiko terserang penyakit menular tertentu seperti HIV dan hepatitis. (david/berbagai sumber)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan