Gelar Rembuk Stunting, Ibnu Sina Ungkap Langkah Konkret Banjarmasin Atasi Persoalan Stunting

Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina didampingi Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin, Ikhsan Budiman saat kegiata Rembuk Stunting

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pemko Banjarmasin melaksanakan kegiatan Rembuk Stunting Kota Banjarmasin tahun 2024, sebagai salah satu langkah untuk menurunkan angka stunting di Banjarmasin.

Walikota Banjarmasin Ibnu Sina yang membuka secara langsung kegiatan tersebut menjelaskan langkah-langkah yang diambil dalam mengatasi permasalahan stunting di kota Banjarmasin.

Menurutnya, pelaksanaan Rembuk Stunting Aksi Tiga pada hari ini dinilai penting untuk mengevaluasi dan memperbarui data terbaru terkait masalah tersebut.

“Data terbaru stunting kota akan diupdate dalam Rakernas Kesehatan yang akan dilaksanakan dalam sehari dua ini di Jakarta. Kita berhasil menurunkan angka stunting dari 27 persen menjadi 22 persen itu data dari 2022 ke 2023 ada selisih 5 persen semoga sekarang ada penurunan lagi,” ungkapnya.

Menurutnya angka stunting yang naik 0,1 persen menurut bocoran dari Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, menunjukkan bahwa tantangan ini tidak mudah. Meskipun jumlah kasus stunting di Banjarmasin mengalami penurunan dari 1.300 ke 1.100, targetnya tahun ini adalah turun menjadi seribu.

Kemudian, dalam upaya mengatasi masalah stunting, Ibnu Sina menjelaskan bahwa integrasi antara penanganan anak-anak stunting dan pencegahan stunting sangatlah penting.

Baca Juga : Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo Dukung Percepatan Penurunan Stunting Di Mandastana Batola

Baca Juga : Walikota Banjarmasin Pastikan Utang Pemko Terlunasi Bulan April

Salah satu cara yang dapat diambil adalah dengan digitalisasi untuk melihat gambaran keseluruhan dari hulu ke hilir.

“Kami berharap angka stunting turun. Ini harus ada integrasi, termasuk di dalamnya digitalisasi supaya kita bisa melihat potret secara keseluruhan dari hulu ke hilir,” katanya.

Selain itu, ibnu juga menyoroti pentingnya asupan gizi yang sehat, terutama bagi anak-anak stunting.

“Asupan gizi yang sehat sangat penting. Dalam program di Mantuil, anak-anak yang diberikan asupan gizi rutin oleh pendamping keluarga dapat menunjukkan peningkatan pertumbuhan badan hingga 5 hingga 7 cm dalam 3 bulan,” jelasnya.

Lantas, dalam pengawasan program tersebut, terdapat 700 petugas pendamping keluarga (TPK) yang bertugas memastikan bantuan tepat sasaran.

“Mereka memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa bantuan gizi diberikan kepada yang membutuhkan,” bebernya.

Ia juga menekankan perlunya kerjasama lintas sektor dan lintas provinsi dalam mengatasi permasalahan stunting tersebut.

“Dengan kerjasama yang kuat, diharapkan dapat mengurangi angka stunting dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak di Banjarmasin,” pungkasnya. (fachrul)

Editor: Abadi