Penghuni Kolong Jembatan Pasrah Kehilangan Tempat Tinggal

Beberapa bekas penghuni kolong Jembatan Antasari tetap memilih bertahan, meski tempat tinggal mereka ditertibkan.(foto:rizqon/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Raut wajah penghuni kolong Jembatan Antasari tampak pasrah saat pemasangan pagar besi oleh Dinas PUPR Banjarmasin, Rabu (12/12/2018).

Mereka pun mengaku bingung mencari tempat tinggal, dan meminta solusi kepada pemerintah.

Sebab, penghuni kolong jembatan merasa berat untuk membayar sewa tempat, apabila berpindah lokasi. Lantaran, tidak memiliki pendapatan memadai setiap harinya.

Sebab, kebanyakan mereka hanya bekerja sebagai buruh pasar, sekaligus memungut atau pengumpul barang bekas.

Siti misalnya, perempuan berumur sekitar 60 tahun ini, mengaku telah puluhan tahun menempati kolong jembatan tersebut. Ia memilih tetap tinggal di sisi bawah jembatan, lantaran belum memiliki tempat tinggal.

“Sudah lama di sini dari tahun 1971, kerjaan tidak menentu terpaksa tidur di sini, tidak punya tempat tinggal, kalau KTP saya punya,” ucapnya, kepada awak media.

Selain Siti, Aluh juga memilih tetap menempati kawasan bawah jembatan, dengan alasan sama, yaitu himpitan perekonomian.

“Tetap di sini, tak punya uang. Jangankan menyewa tempat, mencari makan aja susah. Kami minta bantu rumah atau bedakan,” harap Aluh.

Terkait fasilitas bantuan relokasi, Pemerintah Kota Banjarmasin perlu kehati-hatian. Pasalnya ada mekanisme prosedur yang harus dipenuhi warga bersangkutan, seperti status kependudukan yang terdaftar.

Penertiban tempat tinggal di kolong jembatan sendiri, merupakan upaya Pemerintah Kota Banjarmasin. Guna terciptanya suasana nyaman dan aman bagi masyarakat pada umumnya.(rizqon)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan