Penanganan Bersama Revitalisasi Sungai Martapura Agar ‘BUNGAS’

Penanganan Bersama Revitalisasi Sungai Martapura Agar 'BUNGAS'
Jamban di bantaran Sungai Martapura berpotensi mencemari sungai.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kondisi Sungai Martapura hingga bantarannya saat ini kondisinya benar-benar harus ditangani serius pemerintah secara bersama. Penanganan serius ini harus dilakukan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota demi mewujudkan sungai nan ‘BUNGAS’, pasalnya sampah dan bangunan kumuh bahkan jamban masih banyak ditemukan.

Secara langsung, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Selatan melihat kondisi tersebut saat menyusuri sungai kebanggaan warga Banua tersebut, Rabu (8/9/2021). Susur sungai sengaja dilakukan menindaklanjuti nota kesepakatan bersama antara Pemprov Kalsel, Pemkab Banjar dan Pemko Banjarmasin beberapa waktu lalu.

MoU itu fokus pada percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Martapura melalui program Sungai Martapura Bersih, Unggul, dan Asri (BUNGAS).

DLH Kalsel mengajak stakeholder terkait, termasuk menggandeng TNI dari Jajaran Korem 101 Antasari, baik itu Kodim 1006/Martapura hingga Kodim 1007/ Banjarmasin untuk melihat langsung kondisi Sungai Martapura yang harus dilakukan penanganan bersama.

“Kita sudah sama menyaksikan, banyak pekerjaan rumah yang harus kita lakukan dan benahi. Mulai dari kebersihan sungai, rumah bantaran sungai, jamban apung dan sejenisnya yang harus dipoles dan diperindah,” tutur Kepala DLH Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana.

Baca Jaga : Jembatan Alalak Tinggal Menunggu Sertifikasi Kementerian PUPR Untuk Dilintasi

Baca Juga : Pemprov Cairkan Rp2,24 Miliar Dana Bantuan Parpol

Alasan melibatkan berbagai pihak itu, sebut Hanifah, akan menambah semangat untuk menjadikan program Martapura Bungas ini makin mantap dan bisa terwujud, hingga terlaksana dengan baik. Rencananya, kegiatan Martapura Bungas ini akan Kick Off mulai 18 September mendatang, disamakan waktunya dengan Word Clean UP Day (WCD) 2021.

Pusat pelaksanaan akan dilakukan di Lokbaintan dan 10 desa yang dipilih di seputar bantaran Sungai Martapura. Agar program ini efektif, DLH akan melibatkan komunitas sungai baik dari Banjarmasin dan Martapura.

“Yang paling penting dari program ini adalah membangun mind set masyarakat untuk berprilaku ramah lingkungan,” harapnya.

“Kesuksesan kegiatan ini perlu dukungan kuat semua elemen. Karena itu kolaborasi dan elaborasi diperlukan, termasuk elemen pemerintah daerah Banjarmasin dan Martapura termasuk unsur TNI dan Polri,” imbuh Hanifah.

Kepala DLH Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana

Sementara, Kasiter Korem 101 Antasari, Letkol Kav Dicky Atmunantho Mulkam mengatakan, dirinya merasa tertantang dengan program ini. Terlebih dia baru menjabat tidak lebih dari tiga bulan di Banjarmasin.

Dia bercerita, ketika dirinya bertugas di Jawa Barat, ia turut serta menangani Sungai Citarum dengan kondisi yang tak jauh beda kondisinya.

“Saya sudah ikut susur sungai. Saya lihat, untuk memperbagus dan membersihkan Sungai Martapura dan bantaran sungainya, sangat kompleks. Banyak yang harus kita lakukan dan harus kita benahi bersama-sama,” ucapnya.

Dia mengungkapkan pemikirannya, mushala atau masjid yang ada di bantaran Sungai Martapura agar dibuka akses untuk wisatawan yang berkunjung, dan bisa pula dibuka serambi wisata seputar kawasan tersebut.

“Selain bisa melakukan ibadah, bisa juga melihat kreatifitas dan kearifan lokal yang ada di sekitar tempat ibadah,” tandasnya. (rizqon)

Editor: Abadi