Pegiat Seni Tanbu Desak Disdikbud Bahas ASKS 2019

Pegiat dan sastra di Kabupaten Tanah Bumbu mendesak agar Pemkab setempat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggelar rapat koordinasi.(foto : puja mandela/klikkalsel)

BATULICIN – Sejumlah pegiat seni dan sastra di Bumi Bersujud, mendesak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tanah Bumbu segera membahas persiapan pelaksanaan Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) tahun 2019.

Sebagaimana agenda, Tanah Bumbu akan menjadi tuan rumah dieven sastra terbesar di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 2019 mndatang.

Desakan itu tertuang dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh sastrawan Abdul Karim, dan ditandatangani oleh puluhan pegiat seni dan sastra, di Hutan Kota Kapet Batulicin, Minggu (2/9/2018).

Dalam pernyataan sikap tersebut, pegiat seni dan sastra mendesak kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Bumbu segera menggelar
rapat koordinasi dalam rangka persiapan Tanah Bumbu sebagai tuan rumah ASKS ke-XVI tahun 2019.

Tak hanya itu, pembahasan juga harus melibatkan pegiat sastra, seni, dan budaya setempat, serta Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

Dalam pernyataan sikap itu, para pegiat seni yang hadir juga mendesak Disdikbud segera membentuk tim kecil yang komponennya terdiri dari pejabat yang membidangi kebudayaan (Kabid Kebudayaan), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Bumbu, perwakilan pegiat sastra, seni dan budaya, dan perwakilan dari Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Tanah Bumbu yang membidangi sastra sebagai bagian penting dari komitmen bersama untuk menyiapkan berbagai hal mendesak dalam rangka persiapan Tanah Bumbu sebagai tuan rumah Aruh Sastra Kalsel ke-XVI 2019.

Selanjutnya, mengagendakan jadwal tahapan rapat-rapat koordinasi secara berkelanjutan sebagai rangkaian kegiatan persiapan kepanitiaan dalam menyongsong pelaksanaan ASKS ke XVI tahun 2019.

Sastrawan Tanah Bumbu, Abdul Karim, mengungkapkan desakan itu terpaksa dikeluarkan oleh pegiat seni dan sastra yang tergabung di dalam Majelis Hahahihi.

Sebab kata dia, selama ini pihaknya tidak melihat ada langkah konkret dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mempersiapkan even tersebut.

“Kalau tidak segera dibahas kami khawatir kita akan kelabakan menjelang hari H, seperti kasus di Tanah Laut tahun 2016 lalu,” ujar Karim.

Kekhawatiran serupa juga disampaikan M Johansyah. Ia menilai mestinya even ASKS 2019 sudah dibahas sejak sekarang. Apalagi ada banyak hal yang harus disiapkan, dari masalah dana sampai lokasi acara.

Sementara seniman asal Satui, Bambang Sucipto, berharap instansi terkait dapat segera merespon desakan dari pegiat seni dan sastra ini. (puja mandela)

Editor : Amrannuddin

Tinggalkan Balasan