Partisipasi Pemilih Dimasa Pandemi Diprediksi Berbeda

Pengamat Politik Asal Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Andi Tenri Sompa (foto: dok/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pesta demokrasi yang dihelat 9 Desember 2020 mendatang akan digelar dimasa pandemi wabah virus Corona (Covid-19). Kondisi ini akan menjadi pekerjaan berat bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk meningkatkan partisipasi pemilih.

Pelaksanaan yang digelar ketika masa pandemi Covid-19, disinyalir sebagai tantangan bagi penyelenggara pemilu untuk mampu mendongkrak tingkat partisipasi publik dalam Pilkada 2020 kali ini.

Baca juga : Muhidin Belum Yakin Partai Gerindra Usung Denny Indrayana

Dari sudut pandang Andi Tenri Sompa, salah satu pengamat politik di Kalsel menilai, jika pandemi ini semakin meningkat maka praktis akan mengalami penurunan pemilih.

Karena kata dia, pada umumnya sebagian orang masih banyak yang takut berkumpul dan adanya penyebaran Covid-19. Hal inilah yang mungkin bisa menjadi alasan mengapa pemilih calon di Pilkada 2020 mengalami penurunan pemilih.

“Lain pula ceritanya jika pemerintah mengumumkan dari hasil swab massal dan banyak yang sembuh, meski di masa pandemi bisa jadi pemilih berbondong bondong berdatangan,” ujarnya, Kamis (26/8/2020).

Baca juga : Kemana Kepastian Arah Dukungan PDIP di Pilkada 2020

Selain itu menurut Koord Ps Magister Adm Pembangunan ULM ini menyampaikan, jika pemerintah tertutup dengan hasil, maka kondisi akan abu abu, bisa jadi akan mengalami penurunan, itulah yang sangat memungkinkan penurunan.

Selain itu, cara yang cocok untuk calon yang ingin bersosialisasi di masa pandemi sangat riskan dilakukan kecuali ia menggunakan protokol kesehatan.

“Namun, mobilisasi masa dengan protokol covid tidak mudah,” tutur Andi Tenri.

Adapun salah satu cara kampanye yang efektif bagi calon kepala daerah dimasa pandemi seperti ini dengan cara menelpon, membuat group Whatsapp dan melakukan daring.

“Banjarbaru, Banjarmasin mungkin bisa,” katanya.

Namun kata dia, hal ini memang mudah bagi masyarakat perkotaan, tetapi susah bagi masyarakat yang kurang memahami teknologi dan daring dilapisan sosialisasi.

“Paling melakukan pendekatan multi level marketing. Artinya, melakukan pendekatan kekeluargaan dengan menggunakan orang lain. Dari teman ke teman atau pesan berantai,” jelasnya.

Ia pun menilai, jika melakukan kampanye terbuka di masa pandemi sangat rawan.

“Trand dimasa pandemi kemungkinan ada penurunan, namun dimasa pandemi seperti ini tidak melunturkan kemeriahan pilkada pada saat mendekati hari H nya,” pungkas Andi Tenri Sompa.(airlangga)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan