Orasi Kampanye Penutup Haji Denny: Saatnya Wujudkan Kemakmuran Banua dengan Hadirnya Gubernur Baru!

BANJARBARU, klikkalsel.com – Menjelang waktu pencoblosan yang tinggal beberapa hari lagi, calon Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Denny Indrayana melakukan orasi politik menutup putaran kampanye Sabtu (5/12/2020).

Orasi yang disampaikan Wamenkum HAM era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyampaikan refleksi selama menjalani 2,5 bulan kampanye yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalsel. Bertempat di Markas Besar Tim Pemenangan H2D di Banjarbaru.

Pria yang akrab disapa Haji Denny mengatakan, banyak catatan yang dipetik dari perjalanan pencalonannya sebagai gubernur Kalsel.

“Hari ini, merupakan kampanye terakhir, pada momen ini saya ingin menyampaikan pemikiran yang bisa jadi refleksi sekaligus catatan ke depan yang bisa bawa Banua ke arah yang lebih baik, adil, dan amanah,” katanya.

Ia juga mengungkapkan, proses panjang telah dijalani bukan hanya selama menjalani masa kampanye, tapi sejak memutuskan untuk berikhtiar maju sebagai calon gubernur pada Oktober 2019 lalu.

“Dari perjalanan panjang ini, banyak suka duka yang dijalani, saya ucapkan terima kasih kepada semuanya. Atas sokongan dan doa yang tidak ada henti yang mana perjuangan untuk menghadirkan Kalsel yang lebih adil dan sejahtera tidak mudah,” ungkap cagub kelahiran Kota baru itu.

Selain itu, Pakar Hukum Tata Negara ini mengatakan, cara mensyukuri nikmat kekayaan Kalsel akan memunculkan dua kemungkinan. Jika dikelola dengan cara anti korupsi, amanah, maka kata ayah tiga anak ini mengatakan yang muncul adalah kemanfaatan dan keberkahan.

“Kalsel dikaruniai kekayaan luar biasa, tergantung bagaimana mengelola dan mensyukuri. Sebaliknya, jika gagal memberikan tata kelola pemerintahan yang baik, dengan muncul korupsi, koalisi, maka justru akan membawa bencana alam, banjir, kebakaran dan lainnya,” tegasnya.

Oleh karena itu, hal inilah satu refleksi yang harus direnungkan, mengapa kekayaan alam tak menghadirkan kemakmuran bagi rakyat Banua.

“Sebagaimana yang sering saya katakan, ini lantaran ada dua hal yang hilang. Yakni keadilan dan amanah. Tanpa keadilan kekayaan hanya akan menjadi tontonan tanpa dinikmati rakyat. Seribu sungai akan jadi seribu lubang tambang, Kalimantan bisa jadi mantan kali,” ucapnya.

Ia juga menambahkan, Walhi Kalsel telah mengingatkan bahwa saat ini sudah masuk darurat ruang dan ekologi bencana.
Dimana hal ini harus disikapi dengan hati-hati, tata kelola yang keliru hanya akan menghadirkan kesenjangan ekonomi.

“Lebih dari 1 tahun keliling Kalsel, bisa melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kekayaan tak bisa menghadirkan kemakmuran. Bagaimana Kabupaten Batola hanya bisa melihat tongkang hilir mudik, tapi kesenjangan dengan Banjarmasin sangat jauh. Di Banua Anam, jalan yang berlubang masih menjadi realitas yang tak bisa ditutupi. Ada 33 persen jalan provinsi rusak. Kita bukan ingin menyalahkan siapa-siapa, ingin hadirkan catatan kritis. Dengan data dan fakta, itulah realita debat. Agar masyarakat tahu bagaimana kompetensi calon,” sebutnya.

Bagi Haji Denny, semua langkah yang dilakukan sebagai wujud ikhtiar menghadirkan Kalsel yang lebih adil dan amanah.

“Bukan pekerjaan mudah, karena dihadapkan pada godaan yang tak ringan,” ungkapnya.

Kendati demikian, terkait hal tersebut, maka meletakkan prinsip-prinsip anti korupsi adalah penting.

“Maka itu kita menolak politik uang. Itu adalah bagian yang paling haram dari pemilu kita,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan, seberapa berbahaya politik uang di Kalsel. Banyak yang menyatakan maju di Kalsel adalah dengan konsekuensi politik uangnya paling tinggi.

“Jika seperti itu, menurutnya daulat rakyat akan digantikan daulat uang. Hingga ada yang mengatakan, pilih saja calon berduit! Tidak mudah, di hari pertama saat deklarasi pencalonan, pertanyaan yang muncul adakah duitnya. Adakah dana operasional, dana mahar? Dan Alhamdulillah sampai titik darah penghabisan, kita mempertahankan menolak politik uang,” tegasnya.

Terkait politik uang, Haji Denny mengatakan sudah berupaya melaporkan ke Bawaslu. Banyak bukti disampaikan, tapi laporan ditolak. Baginya, ini semakin menegaskan bahwa realitas hukum masih berjarak dari keadilan.

“Cara kita menghadapi bukan dengan patah semangat, tapi dengan optimisme. Bahwa jalan terjal akan dihadapi. Kita bukan ingin menghadirkan ketidakharmonisan, tapi ingin menghadirkan prinsip pemilu yang jujur dan adil,” terangnya.

Dikatakan lagi, setelah melalui proses kampanye dan debat, saatnya rakyat menentukan pilihan dengan hati nurani. Sebab apa yang akan dipilih, bakal menentukan nasib Kalsel ke depan.

“Saatnya wujudkan kemakmuran Banua dengan hadirnya Gubernur Baru,” imbuhnya.

Disisi lain, ia juga mengingatkan kepada partai pendukung, relawan, dan masyarakat untuk menjaga dan mengawasi pencoblosan dari tiap kecurangan.

“Mari kita menjaga dan mengawasi pencoblosan dari kecurangan,” pungkasnya. (airlangga)

Tinggalkan Balasan