Religi  

Malam Lailatul Qadar Satu Malam yang Bernilai Seribu Bulan

BANJARMASIN,klikkalsel.com – Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dan ampunan, segala jenis kebaikan yang dikerjakan umat Islam akan mendapatkan pahala yang dilipat gandakan. Salah satu keistimewaan lainnya pada bulan Ramadhan ini ialah adanya satu malam istimewa yang disebut Lailatul Qadar.

Ustadz H Muhammad Mobarak yang juga pegawai Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalsel menjelaskan, Laila sebagaimana diketahui diambil dari bahasa Arab yang bermakna malam, dan Qadar memiliki tiga makna, pertama dimaknai dengan penetapan Allah atas perjalanan hidup manusia, kedua bermakna kemuliaan, dan ketiga bermakna sempit.

Ketiga pengertian ini pada hakikatnya berkaitan jika dihubungkan dengan pengertian terminologi Lailatul Qadar, karena malam itu adalah malam kemuliaan yang bila diraih maka ia akan menetapkan masa depan umat manusia, dan pada malam Lailatul Qadar itu para malaikat turun kemuka bumi atas perintah Allah SWT.

“Malam Lailatul Qadar lebih mulia dari seribu bulan sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an Surah Al Qadr, sehingga waktu yang ditetapkan hanya satu malam saja. Jadi sangatlah sempit atau terbatas waktunya,” katanya Jumat (30/4/2021).

Lailatul Qadar merupakan satu malam yang bernilai seribu bulan (amaliah ibadah yang dilakukan pada malam itu senilai dengan pahala mengerjakannya selama seribu bulan atau sebanding dengan 83 tahun 4 bulan).

Biasanya, disepertiga bulan memasuki sepuluh hari terakhir umat muslim akan kian giat beribadah terutama pada malang tanggal ganjil, karena mereka mendambakan dan memburu keistimewaan malam tersebut, meski begitu, tak ada kepastian tentang kapan persisnya Lailatul Qadar tiba.

“Kalau dari sudut pandang hadits Rasulullah, malam Lailatul Qadar ini biasa terjadi dimalam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, yakni pada malam ke 21,23, 25,27, 29,” ucap Ustadz Mobarak.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa Rasulullah SAW sendiri meningkatkan intensitas ibadah pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan seperti ibadah I’tikaf di Masjid.

Penjelasan tersebut, sebagaimana Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW ber’itikaf pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan dan Beliau bersabda “Carilah oleh kalian malam Al-Qadar pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan”.

“Namun Hakikat hari atau tanggal terjadinya Lailatul Qadar tetaplah menjadi misteri. Kondisi ini menyimpan hikmah, salah satunya agar semua orang beriman tekun beribadah sepanjang Ramadhan tanpa mesti terikat waktu tertentu dan tidak mengejar tujuan lain selain mengharap ganjaran dari Allah SWT saja,” sebut Mobarak.

Lalu, apa yang kita lakukan dan ucapkan jika menemui malam Lailatul Qadar? Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi bahwa Aisyah RA pernah menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW menyampaikan bahwa ucapkanlah olehmu: “Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul ‘Afwa fa’fu ‘anniy” (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai perintaan ampu maka ampunilah aku).

“Isilah malam tersebut dengan mengajak kelauarga untuk melakukan amal ibadah yang khusyu dan tekun, beri’tikaf, berdo’a, melaksanakan sholat-sholat sunnah, berdzikir, bershalawat, membaca Al-Qur’an dan ibadah lainnya termasuk memperbanyak shadaqah dan amal kebaikan lainnya,” pungkasnya.(azka)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan