HST  

Kawasan Pasar Keramat Barabai Tak Diperhatikan dan Semakin Semrawut

Kondisi los ikan Pasar Keramat Barabai yang semrawut, kian ditinggalkan dan tak diperhatikan. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Kawasan Pasar Keramat Barabai kini semakin semrawut dan tak ada perhatian. Tak anyal, kian ditinggalkan para pedagang.

Kondisinya pun kini makin kumuh dan sepi, walaupun sebagian kecil pedagang masih mencoba bertahan pada beberapa titik di lokasi pasar tersebut.

Dalam pemantauan lapangan media ini, kondisi tiang penyangga atap pada titik blok G nampak keropos dengan konstruksi yang kian miring, serta beberapa tiangnya pun bahkan ada yang patah dan hilang.

Pada lokasi itu, terdapat pula los bangunan kosong yang menurut para pedagang baru dibangun pada Desember 2020 silam, namun hingga kini tampak kotor dan masih tidak difungsikan.

“Khawatir, ketika terjadi angin selalu menengok ke luar dan berharap semoga tidak roboh. Inisiatif para pedagang ada juga yang mengganti tiang yang sudah patah itu menggunakan tiang kayu,” ungkap salah satu pedagang, Mama Umar, Kamis (7/4/2022) siang.

Menurutnya, kondisi itu sudah lama dan diperparah dengan adanya banjir bandang Januari 2021 silam yang hingga kini masih belum terlihat upaya perbaikan. Lebih dari itu, bahkan para pedagang lain pun banyak yang tutup dan pindah usaha ke lain, karena tidak bisa bertahan dengan kondisi yang sepi.

Baca Juga : Sejumlah Pedagang Pasar Ramadhan Barabai Mulai Berjualan

Baca Juga : PAW Anggota DPRD HST Resmi Diisi M Abdi Akhyani

Kemudian, pada lokasi Los Pasar Keramat setempat pun juga mengalami kondisi yang sama. Semrawut, sepi, kumu, dan kian ditinggalkan begitulah keadaannya.

Kondisi demikian menurut para pedagang sudah berlangsung bertahun-tahun silam, dan diperparah pula dengan peristiwa banjir yang membuat para pedagang semakin pindah keluar.

“Tak diperhatikan dan tak ada kemajuannya disini. Semakin semrawut tata kelolanya, seperti inilah keadaannya,” ungkap Lia.

Pedagang ikan lainnya pun turut menimpali, seperti Masrinasi yang mengaku rutin bayar retribusi toko dan sampah perbulan ke pemerintah. Namun, dari biaya retribusi para pedagang itu tak dirasakan timbal baliknya terhadap kemajuan pasar.

“Kada (tidak) pernah terlambat aku bayar. Kaina (nanti) jer, kaina-kaina tu pang. Setahun sudah tidak terlihat perkembangannya,” timpalnya.

Kondisi jalan menuju lokasi areal pasar tersebut pun tak jarang becek dan digenangi air ketika terjadi hujan. Lebih dari itu, sebelumnya juga los Pasar Agrobisnis Barabai yang juga cukup sepi dihancurkan oleh pemerintah.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan HST H Syahruli saat ingin ditemui media ini Kamis (7/4/2022) siang, tidak ada di kantornya.

Kemudian, media ini juga sudah menghubungi melalui telepon juga tidak diangkat. Begitu pula melalui pesan whatsapp juga tidak dibalas. (dayat)

Editor : Akhmad