Jelang Idul Adha, Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional Relatif Stabil

BANJARMASIN,klikkalsel.com – Jelang hari raya Idul Adha 1442 H, harga sembako di beberapa pasar tradisional di Banjarmasin relatif stabil. Bahkan, ada beberapa harga mengalami penurunan.

Dari pantauan klikkalsel dibeberapa pasar tradisional, permintaan sembako salah satunya beras juga normal seperti biasanya.

Misalnya, Beras Unus Mutiara Rp 13 ribu/liter, Siam Unus Rp 12 ribu/Liter, Siam biasa Rp 10.500/liter, Ganal Rp 9 ribu/liter, dan Cihirang Rp 7500/liter.

Begitu pula dengan harga telur Itik tambak masih berkisar antara Rp 2.500 sampai Rp 3 ribu/butir. Sedangkan, telur ayam ras Rp 24 ribu per kilonya. Kemudian, harga gula pasir juga masih terpantau normal, yakni Rp 12.500/kg, tepung Bogasari Rp 10 ribu/kg, tepung Segitiga biru Rp 9 ribu/kg dan tepung Semar Rp 7 ribu/kg.

Salah seorang pedagang sembako di Sentra Antasari, Yani mengatakan, sementara ini harga sembako di pasar normal saja, dan stok barang pun cukup lengkap.

“Setelah lebaran Idul Adha biasanya masyarakat kembali ramai belanja sembako. Terutama saat ada selamatan berangkat haji. Tapi tahun ini haji kan tidak berangkat, makanya permintaan pasar dan harganya datar-datar saja,” katanya, Rabu (114/7/2021).

Kepala Disdag Kalsel, Birhasani memastikan persediaan bahan pokok akan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat di Kalimantan Selatan menjelang Hari Raya Iduladha tahun 2021 ini.

“Kami pastikan ketersediaan bapok melimpah, masih cukup dan aman untuk menghadapi Iduladha, harganya pun masih relatif stabil,” ucapnya .

Bahkan dari hasil pantauan harga di 3 pasar hari ini. Dibanding dg Minggu lalu ada beberapa yg mengalami penurunan.

“Memang cabe rawit lokal/Banjar yang kecil dan rawit hijau terjadi kenaikan, ini dikarenakan tingginya curah hujan di Kalsel yg berakibat rusaknya tanaman cabe, tapi jenis cabe rawit lainnya masih banyak dg harga yg murah,” kata Birhasani.

Menurutnya, masyarakat hendaknya pilih alternatif lainnya sesuai kemampuan daya belinya. Misal Jeruk kuit (Limau Kuit) dan lainnya yang saat ini sehingga terjadi kelangkaan dan harga mahal, karena tdk berbuah sepanjang masa.

“Itu kan ada musimnya, kini sudah selesai panen, condumen harus cerdas memilih alternatif jeruk lainnya,” ucapnya.

Kendati demikian, Birhasani mengatakan pihaknya akan memaksimalkan upaya dalam menjaga kestabilan harga dan mengantisipasi permasalahan distribusi bahan pokok.

Menurutnya, saat ini Kalimantan Selatan sangat tergantung kepada beberapa daerah di pulau Jawa seperti Provinsi Jatim, Jateng, Jabar, dan DKI Jakarta, sehingga dia berharap agar pasokan barang atau komoditas ke pulau Jawa dan Bali tetap lancar meskipun berlaku PPKM darurat.

“Berdasarkan ketentuan tentang PPKM, bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah kebutuhan pokok boleh berjalan 100 persen,” pungkasnya.(azka)

Editor : Amran