Harga Kedelai Melambung Tinggi, Produksi Tempe Rumahan Menjerit

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pandemi virus Corona (Covid-19) sudah setahun menggerogoti Indonesia. Bukan hanya berdampak pada kesehatan, namun juga berimbas pada sektor ekonomi. Salah satunya adalah usaha produksi rumahan.

Di Banjarmasin tepatnya Jalan 9 Nopember Kelurahan Benua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, Seirozi Ali (65) pelaku produksi tempe rumahan kian menjerit, lantaran harus memutar modal dan mengurai karyawan untuk keberlangsungan usahanya tersebut.

Baca juga : Banjir Surut, Harga Cabai Malah Pasang, Ini Penjelasan Dinas Perdagangan!

Baca juga : Harga Cabe Rawit Lokal dan Bawang Merangkak Naik

Usaha yang sudah ditekuninya sekitar 30 tahun itu sangat berbeda jauh sebelum pandemi, yang mana pada saat ini semua bahan serba naik dan jualan yang sulit. Dia mengaku, pandemi saat ini mempengaruhi kelangsungan usashanya, karena pendapatan yang diperoleh dari usaha tempe tersebut terus merosot.

“Dulu saya produksi kedelai untuk dijadikan tempe sekitar 2 pikul dalam sehari, di kondisi ini untuk 1 pikul saja jualanya sakit, belum lagi kedelai kian mahal,” kata Seirozi Ali kepada klikkalsel.com, Rabu (10/3/2021).

Ia mengungkapkan selama 30 tahun bergelut diusaha produksi tempe ini baru kali pertama ini harga kacang kedelai melambung tinggi.

“per liternya 10 ribu, kalau dulu 7 ribu naik ke 8500 masih normal,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan