Gelar Festival Banjarmasin Masa Depan

Subdit Dirjen Penelitian Kinerja Pengelolaan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Restu Yuliani ketika memaparkan upaya dan persoalan menghadapi lingkungan. (fachrul/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Komunitas KakiKota Banjarmasin melaksanakan Festival Kolaborasi Nyawa Sungai Banjarmasin Masa Depan yang mengusung tema Sampah, Sungai dan Kota.

Subdit Dirjen Penelitian Kinerja Pengelolaan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Restu Yuliani ketika memaparkan upaya dan persoalan menghadapi lingkungan. (fachrul/klikkalsel)

Dalam kegiatan tersebut Komunitas Kakikota Banjarmasin menggali pengetahuan kota melalui kolaborasi bersama dengan warga. Dan hal yang mendasari mengangkat nama nyawa sungai, karena sungai di Banjarmasin merupakan nadi utama kehidupan warga.

Dan banyaknya sungai yang digunakan untuk melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari telah menjadikan Banjarmasin dijululi kota seribu sungai.

Namun bagi mereka permasalahan sampah kerap menjadi persoalan kota-kota di Indonesia, tidak hanya dampak pada persoalan kesehatan akan tetapi juga berdampak pada persoalan lingkungan.

Syahreza, Strategi Advisor dalam kegiatan tersebut menyampaikan, nyawa sungai ini merupakan platform yang di buat Kakikota Banjarmasin bersama Rujak Center For Urban Studies Jakarta untuk mengajak warga Kota Banjarmasin untuk berbuat bagi kotanya, Sabtu (12/5/2018)

dirinya juga mengatakan, kegiatan Nyawa Sungai ini bertujuan untuk menggali pengetahuan kota bagi warga kotanya.

“Hari ini di puncak Festival Kolaborasi Nyawa Sungai segala pengetahuan yang kami gali dan kami kumpulkan sudah kami tampilkan di dan dapat di lihat oleh warga kota banjarmasin sendiri,” tuturnya.

Sementara itu, Subdit Dirjen Penelitian Kinerja Pengelolaan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Restu Yuliani Mengatakan, di Banjarmasin ini sebaiknya ada komitmen dari para pimpinan karena masalah sampah bukan tugas utama dari Dinas Lingkungan Hidup, tetapi senirgi dan saling berkoordinasi antara pemerintah lusat, pemerintah daerah dan para komunitas masyarakat harus saling mendukung.

Untuk menanggulangi permasalah sampah ini, Yuliani mengharapkan pengelolaan sampah harus saling sinergi antar setiap lini masyarakat karena kalau tidak ada kerja bersama tidak akan berhasil Indonesia Bebas Sampah tahun 2025.

“Kita Harus memulai dari kebiasaan sehari hari. Artinya merubah prilaku yang di muali dari hal kecil yaitu membuang sampah, karena kita harus memainset otak kita membeli barang kita harus sudah memikirkan sampahnya nanti mau diapakan,” pungkasnya. (fachrul)

Editor : Elo Syarif

Tinggalkan Balasan