Balarut Maharagu Sungai, Kampanyekan Pelestarian Sungai dari Tanjung Hingga Amuntai

Rakit bambu yang akan digunakan pada kegiatan Balarut Maharagu Sungai atau susur sungai pada 23 hingga 24 Maret 2019 mendatang.(foto : arif/klikkalsel)

TANJUNG, klikkalsel- Dalam rangka mengajak masyarakat melestarikan sungai, Komunitas Jelajah Tabalong dan Perkumpulan Putra Putri Saraba Kawa (Pusaka) akan menggelar kegiatan Balarut Maharagu Sungai atau susur sungai pada 23 hingga 24 Maret 2019 mendatang.

Sesuai ageda panitia, perjalanan akan dimulai dari Desa Mahe, Kecamatan Haruai sampai ke Kota Amuntai, Hulu Sungai Utara. Kegiatan susur sungai melibatkan beberapa aktifis lingkungan yang ada di Kabupaten Tabalong seperti komunitas photografer, klub panjat tebing, sepeda gunung, mahasiswa pencinta alam, jejak Tabalong, dan organisasi Palapubak.

Ketua Komunitas Jelajah Tabalong Haris Fadilah mengatakan, selama mengarungi sungai nantinya para akan peserta akan turut mengampanyekan pentingnya keberadaan sungai bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai.

“Kita akan mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai demi menjaga keberlangsungan hidup habitat sungai dan dapat merubah perlikunya, contoh tidak lagi membuang air besar langsung ke sungai,” ungkapnya.

Karna kandungan tinja yang tinggi di Sungai Tabalong akan membuat airnya sudah tidak memungkinkan untuk dikonsumsi masyarakat.

“Sesuai dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) membuang air besar harus di toilet yang berjarak minimal 50 meter dari mata air,” tambah Haris.

Selain itu nantinya masyarakat juga akan diminta untuk tidak lagi melakukan penangkapan ikan dengan alat atau senjata yang dapat merusak habitatnya.

“Tidak menangkap ikan dengan menggunakan setrum, putas, tuba
dan metode penangkapan ikannya harus benar. Paling tidak ikan yang ditangkap harus yang berukuran layak konsumsi,” jelas Haris.

Mengingat tingginya minat peserta yang mengikuti kegiatan susur sungai ini Haris menambahkan pihaknya sudah menyediakan sebanyak delapan buah rakit bambu yang nantinya setiap rakit akan ditempati sekitar lima hingga enam orang.

“Saat ini peserta yang terdaftar berjumlah 40 orang sudah termasuk tim darat dan tim air,” ucap Haris.

Kegiatan Belarut Maharugi Sungai merupakan yang pertama kalinya diadakan komunitas jelajah Tabalong yang dalam pelaksanaannya bermitra dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tabalong dan Dinas Disperkimtan.

“Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari PT Adaro Indonesia, PT Buma, PT Pamapersada Nusantara dan PT Sapta Indra Sejati,” pungkas Haris.

Kemudian Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tabalong bertindak selaku tim pertolongan pertama dengan menyediakan beberapa orang tenaga medis, ambulan, obatan obatan dan vitamin.

Sementara itu menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan Pusaka Tabalong Firman Yusi pelaksanaan kegiatan susur sungai kali ini juga dalam rangka melakukan pemetaan di sepanjang jalur sungai yang mereka lewati dengan tujuan untuk mengetahui titik titik dimana kemungkinan terjadi kerusakan lingkungan.

“Siapa tau ada titik yang bisa ditangani lewat program progam lain, misalnya reboisasi bantaran sungai,” ucapnya.

Ia menambahakan Belarut Maharagu Sungai juga merupakan salah satu dari rangkaian pelaksaan kegiatan Tujuh Hari Untuk Bumi yang acara puncaknya akan digelar tepat pada peringatan hari Bumi 22 April 2019.

“Untuk kegiatan tujuh hari untuk bumi akan kita mulai dari 16 hingga 22 April 2019 nanti,” pungkasnya.(arif)

Tinggalkan Balasan