Antisipasi Bencana di Musim Penghujan, BPBD Kalsel Pasang Alat Canggih di 6 Kabupaten

Kepala BPBD Kalsel, Wahyuddin.(foto dokumentasi : nuha/klikkalsel)

BANJARBARU, klikkalsel – Memasuki puncak musim penghujan pada Januari 2020, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan (Kalsel) terus melakukan upaya antisipasi bencana yang terjadi seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor.

Kepala BPBD Kalsel Wahyuddin menuturkan, telah menerima surat edaran dari Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor untuk antisipasi bencana di musim penghujan, surat edaran itu juga telah dikirim ke Kabupaten/Kota di Kalsel.

Sehingga, pihaknya telah melakukan upaya pencegahan dan antisipasi terjadinya korban bencana pada musim penghujan ini.

“Indonesia diprediksi ada cuaca ekstrem dan daerah Kalsel diperkirakan terkena imbas anginnya. Oleh karena itu kita menyiapkan personil dan mempersiapkan Satgas, terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat, dan pengusaha melibatkan semua stakeholder kebencanaan,” jelasnya di Kantor BPBD Kalsel, Senin (23/12/2019).

Selain itu BPBD Kalsel telah menyiapkan peralatan, mulai dari perahu karet, alat-alat kebencanaan dan tempat evakuasi untuk mengantisipasi akan terjadinya bencana alam di wilayah Kalsel.

Mencegah terjadi banjir, Wahyuddin mengatakan sudah mempersiapkan sistem pencegahan di hulu atau pangkal sungai. Harapannya kalau terjadi air bah di ujung sungai, di hilir cepat mendapatkan pemberitahuan.

“Kami memasang 8 early warning system (EWS) di enam Kabupaten yang rawan banjir. Kalau di hulu debit air naik maka sistem otomatis akan mengirimkan berupa pesan kepada kami,” ucapnya.

Dijelaskannya, jika debit air sudah siaga 1, 2, atau 3 maka di hilir BPBD akan menginformasikan. Untuk Kabupaten yang telah terpasang di Tabalong ada 1 buah, Hulu Sungai Utara 2 buah, Hulu Sungai Tengah 1 buah, Hulu Sungai Selatan 1 buah, Kabupaten Banjar 1 buah, dan Tanah Bumbu 2 buah.

Pemberitahuan debit air tersebut dilakukan dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Tetapi, kalau terjadi banjir di wilayah tersebut maka setiap jam akan terus diberitahukan ukuran naik turunnya debit air.

Wahyuddin menghimbau kepada masyarakat, khususnya yang mengalami banjir diperkotaan agar selalu menjaga kebersihan lingkungan. Banjir akibat air meluap diharapkan Kabupaten bisa untuk mewaspadai peringatan dini BMKG, dan adanya himbauan dari pemerintah.

“Jika ada pemberitahuan dari BPBD maupun pemerintah Kabupaten Kota, masyarakat segera bersiap mengungsi. Keselamatan jiwa lebih penting dari pada harta benda,” harapnya.

Saat ini, ada beberapa daerah yang telah meningkatkan status menjadi siaga darurat, antara lain Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar dan Barito Kuala.

“Karena 4 kabupaten telah menetapkan, maka provinsi juga akan menetapkan pada tanggal 2 Januari 2020 nanti menjadi siaga darurat. Rapat penetapannya nanti akan dipimpin langsung oleh Wagub 30 Desember 2019,” jelasnya.

Status akan berubah dari siaga menjadi tanggap darurat apabila banjir menyebabkan adanya evakuasi korban, artinya banjir menenggelamkan rumah masyatakat dan tidak dapat beraktivitas sehingga harus diungsikan. (nuha)

 

Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan