BANJARMASIN, klikkalsel – Sebagai Ibukota Provinsi Kalsel, Banjarmasin tak punya lahan yang luas untuk pertanian. Berdasarkan data, hanya sekitar 20 persen lahan pertanian di kota ini.

Berdasarkan kenyataan itu, perlu inovasi agar di Banjamasin bisa memiliki banyak lahan pertanian. “Ini tantangan buat kita,” ucap Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Banjarmasin, Noorlatifah disela Pelantikan Pengurus HKTI kecamatan se Banjarmasin di Gedung PWI Kalsel, Kamis (10/5/2018).
Misalnya, ujar anggota DPRD Banjarmasin ini, bercocok tanam secara vertikal. Ini menjadi salah satu solusi untuk menggeliatkan program pertanian di Banjarmasin.
Politisi Golkar yang akrab disapa Lala pun ingin lahan yang hanya tinggal kurang lebih 20 persen tak kembali tergerus pembangunan modern.”Lahan yang ada harus kita pertahankan,” ujarnya memompa semangat pengurus HKTI se Kecamatan Banjarmasin.
Disebutkannya, walau bukan pusat pertanian, segala hasil produksi ada di kota ini. Karena Banjarmasin sebagai pusat transit penjualan hasil pertanian dari daerah lain.
Meski demikian ia tetap meminta HKTI kecamatan bisa membuat program untuk membangkitkan program pertanian di kota ini. Lala yakin HKTI kecamatan mampu melakukan terobosan baru.

Terlebih pihaknya punya keinginan kuat menyebar pengurus hingga tingkat kelurahan. “Mudah-mudahan cita-cita kita punya pengurus hingga ke lapisan paling bawah bisa segera terwujud,” harapnya.
Sementara Adi Kartika, Ketua Dewan Pertimbanga HKTI Banjarmasin Banjarmasin mengakui perlu terobosan baru. “Caranya dengan melakukan pertanian modern,” saran Adi yang juga menghadiri pelantikan sore itu.
Dia pun menyambut baik program pengkaderan HKTI hingga tingkat kelurahan. “Sebab mereka bisa jadi ujung tombak HKTI daerah ini,” pungkasnya.(elo syarif)
Editor : Farid





