Voice Of Borneo, Gemakan Persatuan Negeri dari Tabalong untuk Indonesia

Kolaborasi alat musik modern dan tradisional mengisi gelaran Voice Of Borneo Tabalong Ethnic Festival ke-VIII tahun 2019. (foto : arif/klikkalsel)

TANJUNG, klikkalsel – Voice Of Borneo menjadi momen menakjubkan yang terjadi di malam terakhir gelaran Tabalong Ethnic Festival ke-VIII tahun 2019 yang berlangsung di Tanjung Expo Center, Mabuun, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, Sabtu (24/8/2019) malam.

Mengusung tema “Dari Tabalong untuk Indonesia”, para seniman yang tampil dengan mengkolaborasikan berbagai alat musik tradisional dan alat musik modern berhasil memukau warga Tabalong yang memadati Tanjung Expo Center.

Tidak hanya kolaborasi alat musik, berbagai penampilan pendukung lainnya seperti, nyanyian berbagai genre, tari-tarian, atraksi pencak silat, pertunjukan fasion, musikalisasi puisi serta pertunjukan seni lainnya semakin menambah semaraknya even garapan Perkumpulan Putra Putri Seraba Kawa (Pusaka) itu.

Direktur Pusaka Firman Yusi mengatakan, maksud dari tema yang diusung pada malam hari ini “Dari Tabalong untuk Indonesia” adalah menyambut momentum HUT RI ke-74, sekaligus menyuarakan persatuan dan kesatuan kepada seluruh masyarakat Indonesia melalui kolaborasi berbagai alat musik dan seni lainnya.

Hal itu digambarkannya dengan keberagaman suku yang berada di Kabupaten Tabalong. Yang mana meski memiliki banyaknya perbedaan Kabupaten Tabalong dapat terus rukun, harmonis dan damai.

“Jadi pesan dari Tabalong untuk Indonesia, Tabalong yang beragam bisa damai seperti ini, bisa bersama – sama seperti ini maka Indonesia juga harus bisa seperti ini,” terangnya.

Selanjutnya, ia juga mengatakan, melalui Voice Of Borneo pihaknya ingin menyampaikan kepada masyarkat luas khususnya masyarakat Tabalong bahwa di kabupaten yang bertajuk “Bumi Sara Kawa” ini kaya akan beragam budaya yang harus selalu dijaga dan dilestarikan bersama-sama.

Karena menurutnya, kalau kebudayaan itu diabaikan dan tidak ada yang melanjutkan menjaganya maka suatu saat akan hilang.

“Kita lihat dari sisi musik saja kita sudah begitu kaya, padahal ini hanya salah satu dari produk kebudayaan, tapi kita sudah melihat sebesar seperti yang ditampilkan malam ini,” ujarnya.

Sementara itu, adapun mereka yang tampil pada malam hari ini, Firman mengatakan secara keseluruhan ada 110 orang seniman yang didominasi oleh kaum muda.

“30 diantaranya yang tampil dengan memainkan berbagai alat musik, sedangkan sisanya menampilkan tampilan pendukung lainnya,” pungkasnya. (arif)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan