BANJARMASIN, klikkalsel.com – Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, bagi mereka yang menderita gangguan pencernaan seperti maag (gastritis), asam lambung, atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), berpuasa bisa menjadi tantangan tersendiri.
Gejala seperti nyeri perut, mual, hingga rasa terbakar di dada sering kali mengganggu kenyamanan saat menjalani ibadah puasa.
Untuk membantu para penderita gangguan pencernaan tetap sehat dan menjalankan ibadah puasa dengan lancar, Netty, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Islam Kalimantan (Uniska), memberikan sejumlah tips praktis yang dapat diperhatikan selama bulan puasa.
Menurut Netty, persiapan sebelum puasa sangat penting, terutama bagi penderita maag atau GERD. Jika lambung terasa tidak nyaman, disarankan untuk mengonsumsi obat yang telah direkomendasikan dokter sehari sebelum puasa atau saat sahur.
“Umumnya, gejala tersebut akan mereda setelah tujuh hingga sepuluh hari pertama puasa karena tubuh mulai beradaptasi,” jelasnya, Sabtu (1/3/2015).
Ia juga menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa untuk memastikan pengobatan yang tepat. Ini akan membantu mencegah masalah yang lebih besar selama berpuasa.
Sahur menjadi momen penting untuk mempersiapkan tubuh berpuasa. Netty menyarankan agar penderita gangguan pencernaan menghindari makanan yang terlalu asam, pedas, atau bergas, seperti jeruk, lemon, kol, dan sawi, karena dapat memperburuk iritasi pada lambung.
“Selain itu, konsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti makanan bersantan, jeroan, atau gorengan, juga sebaiknya dikurangi, karena dapat memperberat kerja lambung,” ungkapnya.
Baca Juga Manfaat Puasa Sunnah di Bulan Syawal Setelah Ramadan
Baca Juga Tips Memilih Paket Open Trip Bromo yang Sesuai Budget
Sebaliknya, pilihlah makanan yang lebih ringan, seperti sayuran rebus dan protein rendah lemak yang dikukus atau dibakar. Jangan makan terlalu banyak pada saat sahur agar terhindar dari rasa begah dan ketidaknyamanan.
Netty juga mengingatkan untuk tidak tidur segera setelah makan sahur karena dapat meningkatkan sekresi asam lambung, memperlambat proses pencernaan.
“Serta membuat perut merasa lapar saat bangun tidur,” imbuhnya.
Kemudian saat berbuka, Netty menyarankan untuk tidak langsung makan dalam porsi besar. Mulailah dengan minum air hangat atau teh manis hangat untuk menstabilkan kadar gula dalam tubuh.
“Makanan pembuka yang ringan seperti buah kurma atau kolak pisang bisa menjadi pilihan yang baik sebelum melanjutkan makan utama setelah sholat Maghrib,” tambahnya.
Penting juga untuk tidak tidur segera setelah berbuka. Disarankan untuk menunggu sekitar tiga jam setelah makan sebelum tidur.
“Untuk menghindari gangguan pada lambung,” jelasnya.
Bagi penderita maag atau GERD, ada beberapa jenis minuman yang perlu dihindari, seperti minuman asam dari jeruk dan lemon, minuman bergas seperti soda, serta kopi dan minuman yang terlalu manis.
“Minuman ini dapat memperburuk produksi asam lambung dan mengganggu kenyamanan pencernaan,” ungkapnya.
Netty juga mengingatkan, pentingnya menjaga pola makan yang sehat dan bergizi seimbang selama bulan puasa. Kombinasikan karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, serta buah-buahan dalam menu harian.
“Namun, hindari buah yang asam, berserat tinggi, atau berlemak, karena dapat memperburuk kondisi lambung,” tegasnya.
Salah satu hal yang tak kalah penting adalah menjaga kecukupan cairan tubuh. Disarankan untuk mengonsumsi sekitar delapan gelas air putih sehari.
Jadwalkan konsumsi air, misalnya satu gelas setelah bangun sahur, setelah makan sahur, saat adzan Maghrib, setelah buka puasa, setelah sholat Maghrib, sebelum sholat Isya, setelah sholat Tarawih, dan sebelum tidur.
“Dengan menerapkan tips ini, diharapkan penderita gangguan pencernaan dapat menjalankan ibadah puasa dengan lancar, sehat, dan tetap bugar sepanjang bulan Ramadan,” pungkasnya. (airlangga)
Editor: Abadi