Sempat Ditentang, TPS 3R Mantuil Kini Hasilkan Pupuk Kompos Organik Terbaik

Serahkan Bantuan. Ir. Prasetyo, M.Eng Kasubdit Perencanaan Teknis Kementerian PU dan Perumahan Rakyat saat menyerahkan penghargaan dan berupa bantuan motor roda tiga sebagai operesional kepada Ketua TPS 3R Rio Franata (foto : azka/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Ada satu tempat penghasil pupuk kompos dari sampah organik yang bisa dibilang membanggakan bagi Banjarmasin. Yakni Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R (reduce,reuse,recycle) di Komplek Aldi Citra Persada, Kelurahan Mantuil,
Kecamatan Banjarmasin Selatan.

Sebab, dari tempat itu dihasilkan pupuk kompos organik terbaik se-Indonesia. Walau sebelumnya pembuatan pupuk kompos itu ditentang sebagian warga namun seiring berjalannya waktu dukungan kini mulai mengalir.

Saat ditemui reporter klikkalsel.com, Fahrul Tim Satker TPS 3R setempat menjelaskan pupuk kompos organik tersebut berasal dari sampah yang dipungut dari warga. Baik berupa sampah ikan, hewan, sayuran, buah-buahan dan tumbuhan yang dibusukkan. Dan proses pembuatan kompos organik tersebut memakan waktu sepekan.

“Proses pembusukan antara 7 hari hingga 9 hari, namun sebelum pembusukan sampat yang telah dipilah di haluskan dulu, dipotong kecil dan dicampur cairan EM4 biar cepat pembusukannya. Dan 3 hari sekali di aduk dan di cek suhunya harus kisaran 50 – 60°C,” katanya, Selasa (27/11/2018)

Kemudian sampah yang sudah menjadi pupuk kompos organik dijual perkilonya seharga Rp1.000, sedangkan untuk warga sekitar namun warga luar Rp2.000.

Sementara Ketua TPS 3R Rio Franata mengatakan, semula kegiatan pembusukan sampah itu sempat penuh pro dan kontra. Namun setelah beroperasi dan dipandang tidak mengganggu warga sekitar, akhirnya TPS 3R ini mendapat dukungan warga.

Apalagi, kata dia, keberadaan TPS 3R bisa menjadi salah satu penghasil tambahan bagi masyarakat sekitar, mengingat TPS 3R juga memproduksi kompos organik sendiri.

Diceritakannya, dulu masyarakat sekitar menyangka proses pembuatan kompos tersebut akan menimbulkan bau yang menyengat. Sebab akan terjadi tumpukan tumpukan sampah, namun kenyataanya mereka bisa langsung melihat keadaanya sekarang tanpa ada penumpukan sampah sebab sampah yang datang langsung dipilah dan dikelola.

“Saat sampah yang masuk ke tempat kita langusung dikerjakan dan dipilah untuk di proses, jadi tak mengalami penumpukan, bahkan kompos kita salah satu yang terbaik,” katanya.

Atas itu, tak jarang para komunitas pengelola sampah datang untuk melihat secara langsung teknis pembuatannya, tak hanya dari Kalsel, Kaltim, Kalteng bahkan komunitas pengelolaan sampah dari pulau Jawa juga pernah melihat secara langsung. (azka)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan