HST  

Ruangan Lapuk dan Berbulan-bulan Digenangi Air, Kondisi SDN 3 Sungai Buluh Sangat Memprihatinkan

Kondisi SDN 3 Sungai Buluh yang berbulan-bulan digenangi air dan sangat memprihatikan. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Berada di tengah rawa dengan kondisi berbulan-bulan digenangi air, tentu saja menjadikan sebuah bangunan cepat lapuk dan hancur. Kondisi memprihatinkan itu dialami SDN 3 Sungai Buluh yang bertempat di Dusun Awang Landas, Desa Sungai Buluh, Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Dalam pemantauan lapangan media ini bersama Komunitas Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) beberapa waktu silam, nampak bangunan tersebut begitu miris dengan kondisi serba lapuk, dan berlumut.

Sekolah itu memiliki enam ruangan dengan kondisi tiang, dinding, lantai nampak lapuk bahkan ada yang berlubang-lubang. Plafon menjuntai terkoyak-koyak, teras sekolah yang berlumut begitu licin yang saat itu Kapolsek LAU kena apes tergelincir jatuh.

Lebih dari itu, salah satu wartawan GWPP pun juga terkena imbasnya terperosok pada salah satu ruangan yang diakibatkan papan lantainya patah hingga mengakibatkan luka lecet pada tungkai bawah kakinya.

Salah satu wartawan terperosok pada salah satu ruangan di SDN 3 Sungai Buluh yang sangat lapuk. (foto : dayat/klikkalsel.com)

Pada sekitar ruangan juga nampak dirimbuni eceng gondok dengan diwarnai bau tak sedap dari kotoran binatang, hingga yang paling menyeramkan pada ruangan terujung disinyalir sebagai sarang ular yang membuat takut para guru serta para siswa untuk memasukinya.

Kendati demikian, ada salah satu ruangan yang lebih bagus dan lebih tinggi konstruksinya, sehingga satu ruangan itu bisa dipakai para siswa untuk berkumpul belajar bersama.

Salah satu orang tua siswa, Yamani mengungkapkan setiap kali dilanda angin, ia merasa sangat khawatir karena kondisi bangunannya nampak sangat lapuk.

“Disini angin tidak ada hambatan, jadi terasa sangat kencang. Dikhawatirkan bangunan bisa ambruk dan menimpa siswa. Semoga saja tidak terjadi,” ungkapnya, Selasa lalu.

Menurutnya, memang sudah lama sekolah tersebut tak ada perbaikan infrastruktur dan bertahan dengan segala keterbatasan. Ia pun berharap ada perhatian lebih dari Pemerintah untuk perbaikan infrastruktur pendidikan dan kemudahan akses setempat.

Baca Juga : Bupati HST Sebut Penjual Kue Hingga Maling Ada di Pasar Ramadhan

Baca Juga : Heboh, Sesosok Mayat Gadis Ditemukan Pada Sebuah Pondok di Hangkingkin HST

Menurut Kepala Sekolah SDN 3 Sungai Buluh Mursalin, jumlah siswanya sebanyak 25 orang dengan diisi 6 guru dan 1 kepala sekolah.

Lebih lanjut, 3 muridnya Bani, Rizka, dan Ramli sempat viral dengan mengayuh baskom berangkat ke sekolah yang diakui merupakan kearifan lokal setempat dan memang kondisi geografis wilayahnya adalah perairan rawa. Akses utama wilayah itu pun berupa perahu, klotok (perahu bermesin), karena memang tidak ada akses darat yang bisa menjangkau daerah itu.

Namun, ketiga murid itu sudah mendapatkan bantuan dari Kapolres HST berupa 4 unit perahu, sehingga sudah tidak ada lagi muridnya menggunakan baskom ke sekolah.

“Sekolah ini mempunyai 25 siswa, 6 guru, 1 kepala sekolah. Terkait ruangan, disini ada 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan 1 perpustakaan,” jelasnya kala itu.

Sementara itu, Kadisdik HST M Anhar melalui Analis Kebijakan Disdik HST Bayhaki Novie Rabu (6/4/2022) sore, Pihaknya tak menapik keadaan tersebut dan baru beberapa hari yang lalu juga menjumpai sekolah itu secara langsung.

Terkait kondisi itu, pihaknya mengupayakan perbaikan dengan hendak melakukan survei kembali bersama tenaga teknis, mengukur dan melakukan penilaian, baru di sinkronkan ke data dapodik sarana dan prasarana sekolah tersebut.

“Ketika data itu sinkron, misalnya sama pada rusak berat. Maka, selanjutnya akan masuk ke referensinya aplikasi krisna, baru kami usulkan seluruh ruangan yang rusak itu,” jelasnya.

Kemudian, dari arahan Kadisdik dalam waktu dekat apabila pihaknya masih memiliki sisa anggaran, maka akan membantu di rehabilitasi lantai sekolah terlebih dulu. Lalu, di Tahun 2023 direvitalisasi untuk ditinggikan bangunannya.

Disamping itu, terkait masalah jembatan, di perubahan anggaran pihaknya akan mengusahakan menyambungkan jembatan dari rumah warga ke sekolah yang jaraknya tersisa sekitar 200 meter.

“SDN 3 Sungai Buluh ini menurut ketetapan daerah masuk dalam ring 1 alias kategori sangat-sangat terpencil,” tambahnya.

Lebih jauh, kedepannya juga Disdik HST sudah punya planning terkait penyediaan transportasi berupa perahu bermesin lengkap dengan juru kemudinya untuk guru-guru di sekolah tersebut.

“Jadi nanti tinggal gurunya aja lagi, mau on timenya jam berapa berangkat ke sekolah itu,” tuturnya. (dayat)

Editor : Akhmad