Persoalan Kawasan Rentan Kumuh dan Kebakaran Jadi Atensi Penataan Kota Banjarmasin

Kepala Dinas Perkim, Chandra Iriyandi Wijaya usai kegiatan sosialisasi kerawanan kawasan kumuh

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kerawanan terhadap ancaman kawasan kumuh dan bahaya kebakaran pemukiman di Banjarmasin bukan sekadar kekhawatairan semata. Sebab saat ini kawasan kumuh di Banjarmasin masih terbilang cukup tinggi yakni sebesar 380 hektare.

Bahkan data jumlah kebakaran di Banjarmasin dari bulan Januari 2024 hingga November 2024, sudah terjadi sebanyak 121 kali kebakaran.

Guna menanggulangi hal tersebut, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Banjarmasin menggelar sosialisasi penyadaran publik pencegahan tumbuh dan berkembangnya permukiman kumuh yang berlangsung pada 2-3 Desember 2024 di ruang pertemuan Rusun Teluk Kelayan, Banjarmasin.

Dalam kegiatan ini, Kepala Dinas Perkim Banjarmasin, Chandra Iriandi Wijaya mengatakan peserta kegiatan ini terdiri dari jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta perwakilan dari kelurahan dan Tim Kegiatan Masyarakat (TKM) diberikan berbagai materi.

Fokus utama sosialisasi ialah sinkronisasi pemahaman mengenai pentingnya mencegah tumbuhnya permukiman kumuh di tingkat kelurahan hingga ke tingkat masyarakat.

“Kami tidak ingin Banjarmasin menjadi kota yang tenggelam oleh permasalahan permukiman kumuh,” ucapnya, Senin (2/12/2024).

Ia menjelaskan bahwa langkah-langkah konkret perlu diambil segera untuk mempercepat penanganan rumah tidak layak huni serta mencegah potensi kebakaran di kawasan permukiman.

“Kami memberikan materi yang sangat praktis, seperti bagaimana mendeteksi tanda-tanda awal kawasan kumuh, cara memetakan potensi kebakaran, dan apa langkah cepat yang bisa diambil untuk memperbaiki rumah tidak layak huni,” ungkapnya.

Baca Juga : Hari Kesetiakawanan dan Disabilitas Internasional, Banjarmasin Fokus Perkuat Pilar Sosial

Baca Juga : Menteri Lingkungan Hidup Tinjau TPA Banjarmasin, Dorong Pembangunan TPST

Adapun data terbaru menunjukkan bahwa sejumlah kawasan di Banjarmasin berada dalam kategori rentan kumuh. Selain itu, kasus kebakaran di wilayah padat penduduk meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Ancaman ini menurutnya tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga memengaruhi kualitas hidup masyarakat. Dengan adanya sosialisasi ini, ia pun menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.

“Kami berharap, melalui acara ini, rekan-rekan di kelurahan dan TKM bisa lebih memahami peran mereka. Hasil akhirnya adalah sinkronisasi yang lebih baik, sehingga kawasan kumuh dapat diminimalisir dan potensi kebakaran dapat dicegah,” tekannya.

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Pemko Banjarmasin juga merancang rencana kerja terpadu untuk mendukung pembiayaan renovasi rumah tidak layak huni melalui bantuan pusat maupun daerah.

Mengingat bahwa persoalan kawasan kumuh bukan hanya tanggung jawab dan tugas dari pemerintah, melainkan masyarakat secara keseluruhan.

“Mari bersama ciptakan Kota Banjarmasin yang bersih, aman, dan layak huni adalah milik kita semua,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran