Perjuangan Belum Berakhir, Haji Denny Bantah Isu Negoisasi

BANJARBARU, klikkalsel.com – Masa Pilgub Kalsel memasuki tahap krusial jelang akhir rekap di kabupaten/kota. Selisih tipis perolehan suara kedua paslon, membuka lebar pintu sengketa di Mahkamah Konstitusi. Seiring memanasnya fase akhir rekapitulasi, sejumlah kabar miring beredar terkait adanya kesepakatan antar kandidat.

Hal ini secara langsung ditepis paslon Gubernur Kalimantan Selatan nomor 2 Denny Indrayana – Difriadi (H2D), dalam jumpa pers di rumahnya, Banjarbaru, Rabu sore (16/12/2020).

Diketahui berdasarkan data Sirekap milik KPU, paslon nomor urut 1 Sahbirin Noor – Muhidin memimpin dengan perolehan 50,2 persen. Selisih tipis, dibandingkan paslon nomor urut 2, Denny Indrayana – Difriadi yang memperoleh dukungan suara sebanyak 49,8 persen.

Kendati demikian, hasil penghitungan surat suara yang mencapai tahap finalisasi bukanlah menjadi tanda bahwa perjuangan telah berakhir. Begitulah komitmen duet Denny – Difriadi.

Haji Denny menyampaikan hal tersebut melalui ‘surat terbuka’ yang dibacakan di hadapan media. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya atas kelulusan, keikhlasan, dan semua tetes keringat seluruh pihak yang telah berjuang hidup-mati.

Bukan semata-mata hanya untuk dirinya, melainkan utamanya demi harapan seluruh masyarakat agar kedepannya Banua lebih terhormat, adil, dan sejahtera.

“Setelah berjuang setahun lebih, bangun sebelum subuh, dan tidur selepas tengah malam. Alhamdulillah, kita bisa membuktikan bahawa duit bukan segalanya. Duit bisa kita kalahkan. Daulat rakyat bisa kita tegakkan. Pembagian bakul, sarung, duit di warung-warung, serangan fajar, semuanya kita lawan dengan semangat perubahan, dan kita menang,” tegasnya.

Haji Denny juga mengungkapkan, bahwa kini pihaknya telah sampai pada tahapan akhir perhitungan surat suara. Seperti apapun ujung kalkulasi KPU, telah menunjukkan bahwa dirinya layak menang.

“Karena kita telah mengalahkan daulat uang, kita memenangkan daulat rakyat. Kita perlihatkan kepada Banua, kepada Indonesia, kepada dunia, bahwa kejujuran masih ada dan bisa mewarnai pemilihan Gubernur di Kalimantan Selatan. Bahwa politik uang kita haramkan menginjak Bumi Lambung Mangkurat, tempat para ulama terhormat dan wali-wali Allah dilahirkan dan dibesarkan,” ujarnya.

Denny juga mengungkapkan bahwa di tengah berlangsungnya proses penghitungan, pihaknya telah mendengar dan melihat berbagai bukti dan indikasi kecurangan yang nyata di depan mata.

Misalnya saja dukungan suara Denny-Difri yang dinyatakan 0 di beberapa TPS. Lalu ada pula kertas suara yang telah dicoblos lebih dulu.

“Di Sirekap suara kita dikurangi, amplop-amplop serangan fajar bertebaran dan berbagai bentuk kecurangan lain, yang menunjukkan kita harus melawan,” bebernya.

Tak sampai di situ, Denny juga mengungkapkan bahwa akhir-akhir ini tersebar berbagai foto dan video yang menggiring pada opini bahwa pihaknya sengaja mengalah. Bahkan, disudutkan dengan pandangan bahwa Denny – Difri telah bernegosiasi dengan paslon lawan.

“Sekali lagi, kami tegaskan, kita semua tidak akan bernegosiasi. Kita berbeda dengan lima tahun lalu, ketika ada yang menggadaikan harga diri demi lembaran-lembaran uang. Integritas kita adalah harga mati yang tidak diperjualbelikan. Kami akan berjuang sampai titik terakhir, sampai kemenangan kita di hari pelantikan. kita haramkan uang menjadi penentu kemenangan. tidak akan kita biarkan kecurangan menjadi pemenang,” tegas Haji Denny.

Disamping itu, Denny mengimbau kepada semua masyarakat dan relawan pendukungnya bahwa perjuangan kita belum selesai. Perlawanan, tegasnya masih harus dipancangkan, demi harga diri yang tidak boleh terbeli, demi Banua yang sama-sama di cintai dan hormati.

“Bismilahhimahmanirrahim, Demi Allah, kami bersumpah, kami tidak akan ter beli, dan perjuangan kita berujung kemenangan yang sesungguhnya, kemenangan yang hakiki. Semoga Allah SWT meridhoi dan melindungi perjuangan kami,” pungkasnya.(airlangga)

Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan